Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Penyebab Wilayah Bandung Raya Alami Cuaca Dingin Belakangan Ini

Kompas.com - 06/01/2023, 09:47 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Beberapa pekan terakhir, wilayah Bandung Raya mengalami cuaca dingin, terutama saat dini hari hingga pagi hari.

Kepala Stasiun Badan Metereologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Bandung Teguh Rahayu membenarkan hal tersebut.

Teguh menyebut, cuaca dingin yang melanda wilayah Bandung Raya terjadi sejak akhir tahun 2022 hingga Januari 2023.

"Betul, beberapa hari terakhir, masyarakat mengeluhkan dan melaporkan cuaca dingin pada subuh menjelang pagi hari, memang lebih dingin dari biasanya," katanya dikonfirmasi, Kamis (5/1/2023).

Baca juga: BMKG Sebut Suhu Dingin di Bandung Capai 16 Derajat, Terjadi hingga Sepekan ke Depan

Setelah mengobservasi, temperatur minimum Absolut untuk bulan Desember 2022 mencapai 19,4 derajat celcius.

"Dimana Temperatur Minimum Normal untuk bulan Desember adalah 19,4 derajat Celcius atau Temperatur Minimum Absolut tidak lebih rendah dari Temperatur Minimum Normal bulan Desember," jelasnya.

Namun, memasuki Januari tahun 2023, BMKG mencatat temperatur suhu mencapai angka yang beragam, mulai dari 20 derajat celcius, 19,4 derajat celcius, 21,4 derajat celcius, dan 21 derajat celcius.

"Sebagaimana kondisi pada Desember 2022, suhu minimum pada Januari 2023 juga tidak lebih rendah dibandingkan temperatur minimum normalnya yaitu 19,2 derajat Celcius," ujarnya.

Monsun Asia dan Seruak dingin

Kondisi ekstrem berupa cuaca dingin ini, jelas dia, disebabkan oleh dua hal. Pertama mulai menguatnya Monsun Asia yang juga menjadi penanda wilayah Jawa Barat mulai memasuki puncak musim hujan.

Penguatan Monsun Asia, sambung dia, biasanya diikuti oleh Seruak Dingin (cold surge) yang juga ikut memasuki wilayah Jawa Barat melalui Selat Karimata.

Penguatan Monsun Asia dan Seruak Dingin, kata Teguh, menyebabkan meningkatnya kecepatan angin di wilayah Jawa Barat.

BMKG Bandung mencatat bahwa kecepatan angin maksimum bulan Desember 2022 adalah 35,2 km/jam, sedangkan rata-rata kecepatan angin maksimum untuk bulan Desember adalah 22,6 km/jam. Selain itu, rata-rata kecepatang angin maksimum bulan Desember 2022 adalah sebesar 23,3 km/jam yang juga lebih tinggi dari nilai normalnya.

"Jadi kedua hal itu yang menyebabkan dingin adalah tingginya pertumbuhan awan yang dimulai dengan proses evaporasi. Proses evaporasi yang terjadi nyaris sepanjang hari menyebabkan temperatur lingkungan menurun," tuturnya.

Baca juga: Fenomena Suhu Dingin di Musim Kemarau, Apakah Normal?

Selain itu, tingginya kecepatan angin juga menambah efek penurunan temperatur oleh karena proses pendinginan lokal tubuh manusia atau makhluk hidup pada umumnya.

Teguh meminta masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana angin kencang juga bencana hidrometeorologi lainnya pada musim hujan 2022/2023 ini.

"Dan tidak lupa untuk selalu menjaga kesehatan tubuh karena temperatur rendah dan angin kencang. Masyarakat juga diharapkan selalu memantau keadaan cuaca terkini melalui tautan berita dan informasi dari sumber-sumber resmi pemerintah, dan menghindari penyebaran berita hoaks," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati May Day 2024, Ribuan Buruh dari Jabar Bertolak ke Jakarta

Peringati May Day 2024, Ribuan Buruh dari Jabar Bertolak ke Jakarta

Bandung
Bupati Cianjur Minta Sekda Legowo Mundur

Bupati Cianjur Minta Sekda Legowo Mundur

Bandung
22 Tahun Hilang di Suriah dan Dianggap Sudah Meninggal, TKW asal Indramayu Pulang

22 Tahun Hilang di Suriah dan Dianggap Sudah Meninggal, TKW asal Indramayu Pulang

Bandung
Terbakar Cemburu karena Pesan dari Pria Lain, Warga Bandung Bunuh Istri

Terbakar Cemburu karena Pesan dari Pria Lain, Warga Bandung Bunuh Istri

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Pj Wali Kota Jadi Orang Pertama di Bandung yang Dapat Paspor Polikarbonat

Pj Wali Kota Jadi Orang Pertama di Bandung yang Dapat Paspor Polikarbonat

Bandung
Usai Membunuh Istri, Suami Serahkan Diri ke Polsek Cileunyi

Usai Membunuh Istri, Suami Serahkan Diri ke Polsek Cileunyi

Bandung
Kronologi 2 Orang Tewas Diduga Keracunan Gas di Gorong-gorong Kota Bandung

Kronologi 2 Orang Tewas Diduga Keracunan Gas di Gorong-gorong Kota Bandung

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
PPP Tutup Penjaringan Calon Wali Kota Tasik, Uu dan Dicky Tak Hadir

PPP Tutup Penjaringan Calon Wali Kota Tasik, Uu dan Dicky Tak Hadir

Bandung
Diduga Hirup Gas, 2 Pekerja Tewas dalam Gorong-gorong di Bandung

Diduga Hirup Gas, 2 Pekerja Tewas dalam Gorong-gorong di Bandung

Bandung
65 KK Masih di Pengungsian, Bey Minta PVMBG segera Asesmen Lokasi Gerakan Tanah Cianjur

65 KK Masih di Pengungsian, Bey Minta PVMBG segera Asesmen Lokasi Gerakan Tanah Cianjur

Bandung
Ramai Desakan Mundur Sekda Cianjur, DPRD Minta Bupati Turun Tangan

Ramai Desakan Mundur Sekda Cianjur, DPRD Minta Bupati Turun Tangan

Bandung
Kronologi Ketua RW di Bogor Ancam Perawat Puskesmas dengan Golok karena Tak Dilayani

Kronologi Ketua RW di Bogor Ancam Perawat Puskesmas dengan Golok karena Tak Dilayani

Bandung
Apindo Jabar: Sekarang Cari Karyawan Berkualitas Tidak Mudah

Apindo Jabar: Sekarang Cari Karyawan Berkualitas Tidak Mudah

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com