Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipukuli karena Dituduh Penculik Anak dan Dagangan Dijarah, Dadang: Polisi Bilang, kalau Tak Damai, Polres Dibakar Warga

Kompas.com - 13/02/2023, 05:30 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Lima penjual jaket asal Garut, Jawa Barat, dipukuli warga karena dituduh sebagai penculik anak di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, Senin (6/2/2023).

Warga tersulut emosi setelah mendapat kabar bahwa sejumlah orang dalam mobil yang berisi lima penjual jaket tersebut hendak melakukan percobaan penculikan anak di Desa Terusan, Kecamatan Karang Jaya, Muratara.

Baca juga: Kronologi Bus Rombongan Study Tour SMPN 3 Garut Kecelakaan di Jalur Maut Daendels Purworejo Tewaskan 1 Orang

Aksi massa yang mengamuk, menghancurkan mobil, dan menjarah seluruh barang dagangan lima pria itu divideokan oleh warga dan diunggah di media sosial Facebook hingga viral.

Baca juga: Ayah Perkosa Anak Tiri di Garut hingga Melahirkan, Awalnya Sebut Hamil oleh Jin

Faktanya, kelima warga Garut itu hanyalah penjual jaket keliling.

Kini, lima warga asal Kecamatan Sukawening dan Pangatikan, Kabupaten Garut, itu ingin melanjutkan proses hukum terhadap warga yang memukul mereka.

Dadang Wahyudin (49), satu dari lima pria Garut penjual jaket yang menjadi korban hoaks penculikan di Kabupaten Muratara, tiba di kampung halamannya di Garut.

Setibanya di Garut, dia langsung menjalani visum di RSUD Dr Slamet Garut. Selain visum, kondisi kesehatan Dadang juga diperiksa.

Dadan mengatakan, di Muratara, dia bersama empat kawannya sudah meneken perjanjian damai dengan warga.

Dalam perjanjian itu, Dadang dan empat kawannya mendapat ganti rugi hanya Rp 30 juta. 

Dadang mengaku terpaksa berdamai karena ada ancaman. Jika tidak berdamai, Polres Muratara akan dibakar warga.

"Polisi yang ngomong, kalau enggak ada kekeluargaan (berdamai), polres ini akan dibakar habis sama warga di sana. Makanya harus kekeluargaan," ujar Dadang kepada Tribunjabar saat menjalani visum di RSUD Dr Slamet Garut, Jumat (10/2/2023) malam.

Dadang terpaksa menuruti permintaan damai tersebut walaupun bertentangan dengan hati nuraninya serta empat rekan Dadang lainnya.

Mereka sebenarnya berharap warga yang melakukan penganiayaan diproses hukum agar kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari.

"Saya sebenarnya kalau menurut hati nurani mah enggak rela gitu. Enggak rela kekeluargaan, maunya dituntut habis ini, kan negara hukum," ungkapnya.

"Gimana gitu kan sekarang saya mau buktiin, mau tuntas gimana gitu biar beres, biar gak imbasnya ke orang lain. Sama kan dari Garut juga banyak yang jualan," lanjut Dadang.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Gudang Logistik RSUD Garut Terbakar, Ruang Cuci Darah Ditutup Sementara

Gudang Logistik RSUD Garut Terbakar, Ruang Cuci Darah Ditutup Sementara

Bandung
Kebakaran Gudang Logistik di RSUD Dr Slamet Garut, 8 Mobil Damkar Dikerahkan

Kebakaran Gudang Logistik di RSUD Dr Slamet Garut, 8 Mobil Damkar Dikerahkan

Bandung
Detik-detik Remaja Tewas Tertabrak Kereta di Indramayu Saat Buat Konten Video

Detik-detik Remaja Tewas Tertabrak Kereta di Indramayu Saat Buat Konten Video

Bandung
Buat Konten Video di Rel Kereta Api, Remaja di Indramayu Tewas Tertabrak KA Barang

Buat Konten Video di Rel Kereta Api, Remaja di Indramayu Tewas Tertabrak KA Barang

Bandung
2 Kades di Kabupaten Bandung Rela Mundur Demi Dukung Pasangan AMIN

2 Kades di Kabupaten Bandung Rela Mundur Demi Dukung Pasangan AMIN

Bandung
Tak Didampingi Cak Imin, Anies Hadiri Apel Akbar Desa Jawa Barat di Jalak Harupat Bandung

Tak Didampingi Cak Imin, Anies Hadiri Apel Akbar Desa Jawa Barat di Jalak Harupat Bandung

Bandung
Diguncang Gempa, Penyintas Bencana di Ciherang Sukabumi Berhamburan Keluar Rumah

Diguncang Gempa, Penyintas Bencana di Ciherang Sukabumi Berhamburan Keluar Rumah

Bandung
Gempa Bumi M 5,1 Guncang Sukabumi, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Bumi M 5,1 Guncang Sukabumi, Tak Berpotensi Tsunami

Bandung
Mencari Penyebab Puluhan Siswa SD Keracunan Usai Jajan Cimin, Diduga dari Bubuk Pedas

Mencari Penyebab Puluhan Siswa SD Keracunan Usai Jajan Cimin, Diduga dari Bubuk Pedas

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 1 Oktober 2023: Siang hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 1 Oktober 2023: Siang hingga Malam Cerah Berawan

Bandung
Cerita Bila Fahira, Gadis Cilik Pencinta Budaya Sunda

Cerita Bila Fahira, Gadis Cilik Pencinta Budaya Sunda

Bandung
Puluhan Murid SD Keracunan di KBB, Dinkes Duga Penyebabnya Bukan Cimin

Puluhan Murid SD Keracunan di KBB, Dinkes Duga Penyebabnya Bukan Cimin

Bandung
Dibantu Donatur, 2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung Akhirnya Dimakamkan

Dibantu Donatur, 2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung Akhirnya Dimakamkan

Bandung
BMKG Prediksi Musim Hujan di Bandung Raya Dimulai pada November 2023

BMKG Prediksi Musim Hujan di Bandung Raya Dimulai pada November 2023

Bandung
Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com