Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyakita Langka di Bandung, Warga Harus Mencari ke Banyak Pasar

Kompas.com - 21/02/2023, 17:32 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Minyakita langka di pasar tradisional kawasan Bandung Raya.

Aminah Sumarni (52), warga Kecamatan Antapani sengaja datang ke Pasar Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat untuk mencari Minyakita.

Ia mengaku sudah mencari Minyakita di pasar Gede Bage dan Ujung Berung, namun kosong.

"Udah nyari kemana-mana tapi masih sama, hasilnya enggak ada (kosong)," katanya ditemui, Selasa (21/2/2022).

Beruntung di Pasar Kiaracondong, Aminah berhasil menemukan Minyakita di salah satu kios sembako.

Baca juga: Minyakita Palsu Belum Ditemukan di Solo, Disdag: Kalau Ada Polisi yang Menindak

Namun, Minyakita tidak dapat dibeli dalam jumlah banyak. Aminah mengaku hanya bisa membeli satu liter kemasan Minyakita dengan harga Rp 16.000.

"Alhamdulilah dapet satu liter kemasan Minyakita aja, enggak boleh lebih sama yang tadi dagangnya," kata dia.

Padahal dia berharap bisa membeli Minyakita lebih dari satu liter, karena satu liter minyak goreng habis hanya dalam waktu empat sampai lima hari saja.

Sementara itu, Rusmawati Lela (55) yang merupakan pedagang gorengan di Kecamatan Antapani, Bandung mengaku beralih ke Minyakita saat terjadi kelangkaan minyak goreng beberapa waktu lalu.

Rusmawati mengaku membutuhkan 5 liter minyak goreng setiap hari untuk berjualan. Jika ditambah untuk kehidupan sehari-hari, setidaknya dia membutuhkan tujuh liter minyak goreng.

"Kalau saya mah sambil dagang gorengan jadi butuhnya banyak, waktu itu belum ada pembatasan pembelian Minyakita, kok sekarang langka," jelas Rusmawati.

Sama dengan Aminah, Rusmawati hanya mendapatkan satu liter Minyakita. Untuk kebutuhan usahanya, ia terpaksa membeli minyak goreng curah serta minyak goreng kemasan merek lain.

"Kalau harganya tadi Minyakita Rp 16.000 tapi kalau yang lain seperti minyak curah Rp 28.500 per kilogramnya, terus minyak goreng kemasan yang lain Rp 17.000 sampai Rp 18.000 per liternya," kata dia.

Baginya yang seorang pedagang, kehadiran Minyakita dengan harga lebih terjangkau sangat membantu.

Dia berharap, Minyakita mudah dicari di pasaran dan harganya tidak naik.

"Sangat tertolong (dengan Minyakita). Tanyain aja para pedagang, banyak yang nanyain soal keberadaan Minyakita karena kita terutama Ibu Rumah Tangga butuh itu, apalagi saya yang pedagang," kata dia.

Senada dengan Rusmawati, Salimah Nurbaya (48) seorang pemilik warung kelontong di Jalan Gatot Subroto (Gatsu) Kota Bandung, Jawa Barat mengaku mesti bersabar untuk mendapatkan Minyakita.

Sudah hampir satu bulan lebih, ia tidak mendapatkan Minyakita di beberapa pasar. Termasuk distributor yang biasa mengirimi ke warung kelontongan miliknya.

"Udah nyari ke sana kemari juga enggak ada sama sekali tuh Minyakita, padahal banyak yang butuh juga," kata Salimah.

Kelangkaan ini terutama pada Minyakita kemasan satu liter. Di warung Salimah, saat ini hanya tersisa Minyakita ukuran 2 liter yang dibanderol dengan harga Rp 32.000.

Baca juga: Minyakita Palsu Beredar di Sragen, Satgas Pangan Tingkatkan Pengawasan

"Kalau harga ya sama saja, saya enggak berani naikin seenaknya, tapi sekarang banyak yang butuhnya satu liter saja," ungkapnya.

Sebagai pedagang, ia membutuhkan stok yang cukup banyak jelang bulan suci Ramadan.

"Sekarang kan mau puasa, ya saya juga mencari keuntungan terus buat kebutuhan masyarakat juga," ucapnya.

Ia berharap, pemerintah segera bisa mendistribusi Minyakita ke pasar-pasar tradisional

"Kalaupun harus beli ke distributor swasta tolong bisa lebih sedikit lah stok nya, buat kebutuhan sehari-hari juga kan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Bandung
Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Bandung
Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Bandung
Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Bandung
Titik Terang Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga: Semoga Pelaku Dihukum Berat

Titik Terang Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga: Semoga Pelaku Dihukum Berat

Bandung
Kisah Relawan Tagana, 4 Bulan Tinggalkan Keluarga Bantu Penyintas Gempa Cianjur

Kisah Relawan Tagana, 4 Bulan Tinggalkan Keluarga Bantu Penyintas Gempa Cianjur

Bandung
Terungkap, Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Suami Korban: Semua Menduga Saya Pelakunya

Terungkap, Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Suami Korban: Semua Menduga Saya Pelakunya

Bandung
Balai Kota Bandung Bakal Bebas Kendaraan Bermotor Setiap Jumat

Balai Kota Bandung Bakal Bebas Kendaraan Bermotor Setiap Jumat

Bandung
Syarat Calon Independen Pilkada Jabar 2024: 2,3 Juta Dukungan KTP

Syarat Calon Independen Pilkada Jabar 2024: 2,3 Juta Dukungan KTP

Bandung
Pj Gubernur Jabar Turun Tangan Damaikan Kisruh Bupati dan Sekda Cianjur

Pj Gubernur Jabar Turun Tangan Damaikan Kisruh Bupati dan Sekda Cianjur

Bandung
Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Sukabumi, Otopsi Ungkap Bekas Kekerasan

Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Sukabumi, Otopsi Ungkap Bekas Kekerasan

Bandung
Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bandung
Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com