Hanya saja, kata Solihin, pihaknya belum mengidentifikasi pola totolnya terkait apakah mereka dari individu yang sama atau bukan. Namun dari empat kali terekam, beberapa mempunyai pola totol yang berbeda.
Solihin mengungkapkan, tidak hanya macan tutul jawa atau Panthera pardus melas saja yang terekam oleh kamera jebak.
Kamera ini juga merekam adanya burung hantu (Tyto alba), musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus), trenggiling (Manis javanica), dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis).
Menyikapi keresahan warga atas munculnya macan tutul di perkampungan, Solihin mengimbau warga tidak perlu takut atau sampai memburu macan tutul tersebut.
Menurut Solihin, karakter macan tutul cenderung menghindari manusia. Jika melihat kemunculan macan tutul, cukup membuat bunyi-bunyian, memukul kentongan, panci, atau penggorengan yang berisik, macan akan menyingkir.
Biasanya, kata Solihin, macan tersebut hanya memantau atau dari pejantan tua yang terusir dari teritorialnya, atau induk yang mengajari anaknya berburu.
"Jadi supaya anaknya berlatih berburu, kadang mereka menjadikan ternak yang lemah sebagai obyek latihan. Kalau ada ternak yang diambil macan nanti akan diganti, tidak perlu balas dendam," ungkap Solihin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.