Warga, kata dia, sering menyebut jalan rusak dan berlubang itu sebagai Jalan Saketi.
Dedeh mengungkapkan, tidak jarang bila suami atau warga setempat yang kerap memperbaiki jalan tersebut menggunakan bebatuan kecil atau tanah yang diambil dari lokasi lain.
"Malah sama suami saya sering nyaeur jalan. Kadang suami saya yang suka bawa mobil proyek terus nutupi hampir disepanjang jalan pake brangkal biar enggak terlalu parah saja," terangnya.
Baca juga: Jalan Rusak Tak Bisa Dilalui Ambulans, Jenazah Warga Pinrang Ditandu ke Rumah Duka
Jalan itu merupakan jalan alternatif apabila di wilayah Rancamanyar mengalami macet, baik di pagi hari atau sore hari.
"Kalau lagi macet pasti pada motong ke sini, jadi hidup ini jalan bukannya jalan mati," ungkapnya.
Sementara Ajun Hamzah (43) salah seorang warga menjelaskan pemasangan banner berisi tulisan protes dan sindiran itu sudah di pasang warga sejak bulan Maret.
Warga sengaja memasang tulisan-tulisan itu, lantaran kesal belum diperbaiki.
Bahkan, hingga saat ini pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bandung atau pemerintah Desa belum sama sekali memperbaiki jalan itu.
"Kalau menyampaikan ya sudah sering tapi ini bentuk kekesalan kami saja, sejak seminggu yang lalu juga sudah di pasang," terangnya.
Baca juga: Pemkab Ende Janji Segera Perbaiki Ruas Jalan Rusak di Trans Utara Flores
Tidak hanya sering menyebabkan orang jatuh atau kesulitan mengakses jalan itu.
Ajun menyebut, saat musim penghujan kondisi jalan yang berlumpur tersebut di perparah dengan luapan Sungai Citarum.
"Iya sering banjir juga di sini, kan ini dekat Sungai Citarum juga. Kadang juga banyak yang jatuh di sini," tutur dia.