Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Aiptu Darwin Hutasoit, Polisi yang Juga Penatua Majelis Gereja di Karawang

Kompas.com, 8 April 2023, 19:13 WIB
Farida Farhan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com-Aiptu Darwin Hutasoit, sedang piket di Polsek Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu (8/4/2023) siang.

Ia baru saja memintai keterangan seorang pemuda yang duduk di hadapannya.

Darwin lalu kembali ke meja kerjanya. Mempelajari sejumlah dokumen kemudian melihat jadwal kegiatannya.

Baca juga: Gereja Katedral Makassar Masih Wajibkan Jemaat Pakai Masker Saat Perayaan Paskah

Kasubnit 1 Reskrim Polsek Telukjambe Timur itu bercerita perihal pengalamannya sebagai pelayan masyarakat, seorang polisi dan juga seorang penatua Majelis Gereja Immanuel Karawang di Jalan Kertabumi.

Ia bercerita, suatu malam Minggu, harus memimpin penangkapan terduga pelaku kejahatan pencurian kendaraan bermotor.

Aiptu Darwin Hutasoit seorang polisi dan penatua Majelis Gereja Immanuel Karawang saat wawancara dengan Kompas.com di Mapolsek Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (8/4/2023).KOMPAS.COM/FARIDA Aiptu Darwin Hutasoit seorang polisi dan penatua Majelis Gereja Immanuel Karawang saat wawancara dengan Kompas.com di Mapolsek Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (8/4/2023).

Sementara paginya pukul 09.00 WIB, ia terjadwal harus memberikan ceramah di gereja.

"Saya sering juga bergumul dengan waktu," katanya kepada Kompas.com di Polsek Telukjambe Timur.

Baca juga: Amankan Perayaan Paskah di Sentani Jayapura, Polres Jayapura Kerahkan 188 Personel

Darwin mengaku operasi penangkapan kemungkinan akan berlangsung hingga dini hari.

Karenanya, ia meminta pengurus gereja lainnya untuk menggantikannya berceramah.

"Tentu saya harus mengutamakan terlebih dahulu tugas saya sebagai polisi dan memang fleksibel. Antara tugas saya di gereja dan untuk kepolisian," kata Darwin.

Darwin lahir dari keluarga penganut Kristen Protestan yang taat. Dia merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara.

Ayah dan ibunya berasal dari Medan, Sumatera Utara, yang kemudian merantau ke Subang saat ia duduk sekolah dasar.

Urusan Agama menjadi nomor satu di keluarganya. Telat sedikit ibadah ke gereja, ayah dan ibunya akan marah kepada anak-anaknya.

"Namanya anak, ketika itu saya telat bangun ke gereja. Orangtua marah besar ke saya. Bahkan takut anaknya bolos ibadah, kami harus diantar ke gereja yang jaraknya 4 kilometer dari rumah. Ketika itu di GPIB Subang," ujar Darwin.

Baca juga: Jelang Paskah, Polisi Sterilisasi Gereja di Tegal, Gunakan Detektor Logam

Hal itu pun ia terapkan kepada tiga anak laki-laki nya saat ini. Juga agar menjadi bermanfaat bagi orang lain.

"Sebagai bapak kepada putra saya. Saya selalu mengingatkan terus bawah hidup ini harus takut akan Tuhan. Karena Tuhan akan ada dimana-mana. Kalau takut pada orang tua. Itu tidak selamanya. Dan tidak boleh sombong. Berusahalah hidup berguna bagi orang lain, " katanya.

Darwin bercerita, cita-citanya sejak kecil memang menjadi seorang polisi. Ia terinspirasi dari film Hunter dan detektif.

Pada 1996, dia pun lolos menjadi seorang bintara dan kemudian ditugaskan sebagai intel di Polres Karawang.

Darwin saat ini ditugaskan menjadi Kasubnit 1 Reskrim Polsek Telukjambe Timur.

Pembawaannya yang kalem membuatnya dikenal sebagai sosok polisi pengayom yang melakukan pendekatan humanis kepada masyarakat.

Di tengah kesibukan tugas seorang polisi, dia menjadi Penatua Majelis Gereja Kristen Pasundan Immanuel karawang.

Dia menjadi salah satu tokoh agama Kristen Protestan di Karawang. Darwin kerap memberikan ceramah GKP Immanuel dan keluarga batak di Karawang.

Baca juga: Polisi Tangkap 2 Pria Perusak Gereja HKBP di Cibinong

Selain itu juga ditugaskan siraman rohani untuk narapidana Rutan Polres Karawang yang beragama Kristen Protestan

"Penatua itu dipilih oleh masyarakat per wilayah dan hal itu saya sambut dengan gembira. Melayani Tuhan di gereja dengan melayani masyarakat tidak berbeda. Kurang lebih sudah delapan tahun," ujar Darwin.

Ia mengaku, saat bertugas melayani masyarakat harus memberikan sentuhan kasih. Sentuhan ini berupa memasukkan kaidah agama dan norma kepada masyarakat.

"Bagi saya pribadi, menjadi penatua juga sebagai rem bagi diri saya pribadi," tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Bandung
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Bandung
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau