Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Sekolah, Kecemasan Orangtua dan Murid Baru yang Masih Mengantuk

Kompas.com, 17 Juli 2023, 15:46 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Berulang kali Fanny Ampiyani (42) berusaha membangunkan anaknya yang masih terlelap di atas tempat tidur.

Padahal, ia harus segera mengantar putra keduanya itu ke sekolah sebelum 07.00 WIB.

"Ayo bangun, kan mau sekolah, sekarang masuknya bukan jam 8, dek. Ayo, ini sudah mau jam tujuh," ucap Fanny sambil terus berupaya membangunkan anaknya.

Baca juga: 4.791 Pendaftar PPDB Jabar Dibatalkan, Ridwan Kamil: Semua Harus Ikut Aturan

Pagi ini, Raafi Syafiqi Irawan (6,5) akan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagai murid baru sekolah dasar.

Anak kedua pasangan Fanny Ampiyani dan Diki Irawan ini bersekolah di SD Negeri Ibu Dewi 2 Cianjur yang berjarak tak jauh dari rumahnya.

“Lumayan agak susah tadi bangunnya, soalnya kan kebiasaan dulu di TK bangunnya bisa jam delapan. Tapi sekarang jam 6 harus sudah mandi, sudah makan,” kata Fanny kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya,di Kelurahan Pamoyanan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (17/7/2023).

Fanny Ampiyani (42), ibu dua anak asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini tengah menyeragami anaknya yang bersiap ke sekolah di hari pertama tahun ajaran baru, Senin (17/7/2023).KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Fanny Ampiyani (42), ibu dua anak asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini tengah menyeragami anaknya yang bersiap ke sekolah di hari pertama tahun ajaran baru, Senin (17/7/2023).

Bagi Fanny, mempersiapkan segala kebutuhan anak di hari pertama tahun ajaran baru sekolah menjadi keseruan tersendiri.

Baca juga: Massa Geruduk DPRD Cimahi Protes PPDB dan Zonasi yang Dinilai Curang

Ia mengaku tak terlalu kerepotan karena sedari malam sudah menyiapkan segala kebutuhan anaknya itu, mulai dari perlengkapan sekolah, seragam dan bekal.

“Tapi ya itu tadi, bangunnya susah. Karena juga kan kemarin libur panjang masih bisa bangun siang, sekarang harus pagi-pagi sekali,” ujar dia.

Karena jarak dari rumah ke sekolah tak terlalu jauh, Fanny memilih berjalan kaki saat mengantar anaknya pagi ini.

Setibanya di gerbang sekolah, sejumlah guru sudah berjajar untuk menyambut kedatangan para murid baru mereka.

“Dapatnya di kelas 1A. Khawatir juga tadi anaknya gak bisa terima dengan lingkungan baru dan teman-teman baru,” kata Fanny.

“Tapi alhamdulillah, anak tadi bisa cepat berbaur, tidak ada canggungnya,” sambung dia.

Baca juga: Polemik PPDB Zonasi yang Tak Kunjung Dituntaskan

Dengan mata yang tampak masih kantuk dan sesekali menguap, Raafi antusias dengan teman-teman sekelasnya.

Ia bahkan tak sungkan untuk berkenalan dan mengenalkan diri engan teman sebangkunya.

Pada hari pertama ini, Raafi dan teman-temannya belum menerima pelajaran, agenda sekolah hanyalah perkenalan wali kelas dan jajaran guru serta perangkat sekolah.

Bertempat di lapangan sekolah, satu per satu guru diperkenalkan ke hadapan murid-murid baru.

Baca juga: Cerita Hari Pertama Sekolah di Sumenep, Orangtua Rela Tunggu Sejam di Gerbang agar Anak Duduk Paling Depan

Fanny berharap, anaknya bisa cepat beradaptasi, semangat belajar dan mendapatkan lingkungan yang baik.

“Mudah-mudahan anaknya makin pintar, makin soleh, yang bisa menunjang masa depannya,” ujar Fanny.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Bandung
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Bandung
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau