Keluarga Dedeh merupakan satu dari ratusan keluarga yang tinggal dan menggantungkan hidupnya di TPA Sarimukti.
Sehari-hari warga asal Kecamatan Gununghalu ini memungut sampah yang memiliki nilai jual untuk dirupiahkan.
Keluarganya tinggal di sebuah gubuk para pemulung di Kampung Ciherang yang berada kurang lebih 1 kilometer dari lokasi kebakaran.
Baca juga: Ridwan Kamil Ungkap Penyebab Kebakaran TPA Sarimukti: Pemulung Lempar Puntung Rokok
Meski jaraknya terbilang jauh dari titik api, tapi asap kebakaran cukup pekat melanda kamar tidurnya sekalipun saat udara berembus ke arahnya.
"Dari tempat kerja (TPA) jauh. Tapi asapnya masuk ke rumah hampir siang dan malam," tutur Dedeh.
Kondisi Daffa tidak memungkinkan untuk dirawat di posko. Tak lama diperiksa, Daffa kembali dibopong ke ambulans untuk selanjutnya dirujuk ke RSUD Cikalongwetan agar mendapat perawatan yang lebih optimal dan ditangani dokter ahli.
"Kata dokter enggak usah mikirin biaya. Sekarang mau dirawat di RSUD. Mudah-mudahan ada jalannya. Yang penting cucu sembuh," ucap Dedeh.
Baca juga: TPA Sarimukti Ditutup Sementara, Pemkot Bandung Mitigasi Penumpukan Sampah
Posko Kesehatan Dampak Kebakaran TPA Sarimukti sengaja didirikan sebagai posko darurat untuk pemeriksaan kesehatan warga yang mengalami dampak negatif dari kepulan asap kebakaran.
Dalam tiga hari terakhir, tercatat sudah ada 41 orang yang terindikasi mengalami gangguan pernapasan akut.
Jumlah itu diduga akan terus bertambah melihat masih besarnya asap yang melanda perkampungan warga.
"Sejak Hari Selasa, kita sudah dibuka posko kesehatan. Hari Selasa ada 2 pasien ISPA. Pada Rabu 3 orang. Terus hari ini sampai jam 11:00 WIB, sudah ada 36 masyarakat ISPA," ujar Koordinator Posko Kesehatan Kebakaran TPA Sarimukti sekaligus Kepala Puskesmas Cipatat, Nuraeni, kemarin.
Keluhan warga yang mendatangi posko hampir seragam, mereka mengeluhkan sesak napas, batuk-batuk, dan gangguan tenggorokan. Keluhan yang datang pun datang dari berbagai kalangan usia, baik itu bocah maupun lansia.
"Penyebaran penyakit ISPA dirasakan warga mulai dari usia balita hingga lansia. Selain ISPA keluhan yang kita terima yakni sakit mata," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.