Sementara itu Camat Cilawu Anas Aolia Malik mengatakan salah satu korban meninggal diduga memiliki penyakit penyerta.
Dari keterangan keluarga, sebelum mengonsumsi sate jebred, korban sempat berobat penyakit gula.
“Jadi kabarnya pulang, diperiksa dari dokter karena (penyakit) gula, beli sate jebred. Jadi kemungkinan ada penyakit penyerta juga, gulanya sampai 500,” katanya.
Camat Cilawu, Anas Aolia juga menyebut bahwa sebagian besar korban adalah warga Tasikmalaya.
"Kebanyakan dari Tasik wilayah Sukamaju dan Sirnagalih. Secara geografis letak rumah mereka berdekatan dengan Cilawu sehingga ditangani di Puskesmas Cilawu," ujarnya kepada Tribun dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Baca juga: Keracunan Sate Jebred Buat 2 Orang Tewas, Penjual dan Pembuatnya Diperiksa Polisi
Terkait kejadian tersebut, polisi telah memeriksa 3 orang pembuat dan penjual sate jebred di Garut.
“Sampai saat ini ada tiga orang, tentunya pasti akan bertambah guna kesempurnaan penyelidikan kami selanjutnya,” jelas Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Rohman Yongki Dilatha kepada wartawan, Selasa (10/10/2023) malam saat melihat korban di Puskesmas Cilawu.
Selain ketiganya, polisi juga memeriksa saksi-saksi yang menyaksikan pembuatan makanan.
“Jadi hasil penyelidikan tentunya masih dibutuhkan keterangan dari para ahli sehingga kita bisa menyimpulkan apa yang jadi penyebab kematian warga,” kata Yongki.
Yongki mengungkapkan, dari keluarga korban saat ini sudah ikhlas dan menyerahkan proses hukum ke polisi.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ari Maulana Karang | Editor: David Oliver Purba, Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Jabar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.