KOMPAS.com - Gunung Padang merupakan situs cagar budaya nasional yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Gunung Padang merupakan bangunan punden berundak dengan ukuran paling besar dan diklaim sebagai situs tertua di Indonesia.
Luas Gunung Padang sekitar 291.800 meter persegi.
Gunung Padang merupakan punden berundak yang menggambarkan prilaku prasejarah sekitar 3.000 hingga 2.000 tahun yang lalu.
Punden berundak tersebut adalah buatan manusia yang terbuat dari batu alam atau dikenal juga dengan nama batuan kekar kolom (coloumnar joint) yang terbentuk proses alam.
Rancangannya cukup unik, yaitu didirikan di atas suatu bukit dengan ketinggian sekitar 895 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Punden berundak mempunyai lima undakan yang dikenal juga dengan sebutan teras, di mulai dari teras pertama di utara hingga teras lima di selatan.
Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Situs Gunung Padang
Batas-batas situs Gunung Padangn, yaitu
Dilansir dari KOMPAS.com (18/12/2022), situs Gunung Padang telah diketahui keberadaannya saat ditemukan oleh N.J.Krom.
Ia menemukan situs tersebut pada tahun 1914 silam dan dilaporkan olehnya dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst.
Pada waktu itu, Krom tidak menyebutkan nama situs yang ditemukan sebagai Gunung Padang.
N.J Krom hanya menyebutkan bahwa dirinya telah menemukan situs baru yang lokasinya dekat dengan Gunung Melati.
Dari penemuan tersebutlah, Gunung Padang menjadi tempat penelitian, kemudian diperbincangkan publik, hingga ditemukan peninggalan purbakala pada tahun 1979.
Penemuan peninggalan purbakala dilaporkan oleh seorang warga. Sejak tahun 1979, penelitian digelar oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Lembaga tersebut sempat melakukan eksavasi (penggalian) pada teras 4 dan 5 Gunung Padang.
Baca juga: Gunung Padang Bangunan Tertua di Dunia?
Gunung Padang adalah situs peninggalan masa pra sejarah, atau tepatnya zaman megalitikum atau batu besar.
Bukti Gunung Padang sebagai peninggalan sisa-sisa zaman megalitikum adalah tinggalan batuan tempat pemujaan.
Tempat Pemujaan masih berdiri tegak hingga saat ini namun terjadi kerusakan secara eksternal maupun internal pada situs tersebut.
Kerusakan eksternal disebabkan oleh aktivitas wisata yang tidak terkendali, batuan yang diduduki maupun dipukul, dan vandalisme.
Kerusakan internal berupa karena adanya tumbuhan liar dan erosi.
Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan peninggalan punden berundak menjadi lepas, aus, miring, patah, retak, bahkan jatuh ke lereng bukit.
Klaim mengenai Gunung Padang merupakan piramida tertua di dunia berawal dari pemaparan peneliti asal Indonesia pada American Geophysical Union pada tahun 2018.
Klaim tersebut berdasarkan pada kondisi Gunung Padang yang berbeda dari bukit biasa. Hal tersebut diketahui, setelah peneliti melakukan penelitian selama bertahun-tahun.
Sebab, situs Gunung Padang memiliki struktur kuno yang usia fondasinya sekitar 10 ribu tahun yang lalu, bahkan bisa berusia lebih tua.
Penelitian tersebut juga menerangkan, lapisan pertama dari Gunung Padang berusia sekitar 3.500 tahun berdasarkan penanggalan radikokarbon.
Baca juga: Situs Gunung Padang, Situs Megalitik Terbesar di Asia Tenggara
Adapun, lapisan keduanya berusia sekitar 8.000 tahun dan lapisan ketiga berusia sekitar 9.500-28.000 tahun.
Jarak tempuh situs Gunung Padang dari pusat Kota Cianjur sekitar 30,8 kilometer.
Perjalanan akan melalui Jalan Nanggeleng-Cirahayu dan Jalan Cianjur-Gunung Padang.
Selama perjalanan, pengunjung akan menikmati pemandangan alam yang indah dengan rumah tradisional khas Sunda.
Penulis: Yefta Christopherus Asia Sanjaya| Editor: Rendika Ferri Kurniwan
Sumber:
Google Maps
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.