Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Pelukis Jelekong Bandung Lelang Lukisan untuk Palestina

Kompas.com, 27 November 2023, 09:40 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 30 pelukis dari Kampung Jelekong, Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menggelar aksi Bela Palestina pada Minggu (26/11/2023). 

Tak seperti aksi-aksi lainnya, para pelukis tersebut menggambar secara bebas tentang apa saja yang bermakna solidaritas terhadap Palestina

Ke-30 pelukis tersebut berjajaran di sepanjang jalan Kampung Jelekong. Pelbagai gambar dituangkan oleh para pelukis secara bebas.

Baca juga: Warga Lintas Agama Kota Bandung Berdoa dan Berdonasi untuk Palestina

Ketua Aksi Bela Palestina sekaligus pelukis yang ikut terlibat Tata Kurnia (50) mengatakan, para pelukis dibiarkan menggambar apapun, tidak wajib bertema Palestina. 

Pasalnya, lukisan yang dibuat hari itu akan dilelang dan dijual. Hasil penjualan lukisan akan disumbangkan ke Palestina melalui yayasan yang terpercaya. 

"Kalau terlalu identik dengan Palestina khawatir lukisan tersebut tidak laku atau tak ada yang berminat untuk membeli, jadi kami bebaskan saja para pelukis berkreasi. Jadi tidak sesuai tema, yang penting sumbangan dan karyanya untuk Palestina full," kata Tata, ditemui di lokasi.

Baca juga: Aksi Damai Bela Palestina di GDC Depok Selesai, Massa Pungut Sampah Saat Bubar

Menurut Tata, lukisan yang dibuat para senimam Jelekong sudah di-booking oleh para kolektor di luar. Hanya beberapa lukisan saja yang belum terjual dan sampai saat ini masih dalam proses penawaran.

"Lukisan ini udah dipesan sudah banyak, yang sebelah sana udah ada yang booking. Engga semua cuman ada yang belum ke booking satu dua mah," tutur dia. 

Ia menuturkan, para penikmat lukisan jelekong masih banyak yang menyukai lukisan tanpa tema. 

Hal itu yang menyebabkan dia dan pelukis lainnya memutuskan untuk melukis bebas meski dalam konteks kegiatan Aksi Bela Palestina. 

"Nanti kalau pake tema Palestina yang beli siapa, tapi kalau bebas, bisa request pesenan lukisan apa ke beberapa seniman. Ada yang melukis sebelum kegiatan ini berlangsung. Namun, lukisannya berpotensi tidak masuk kategori lelang dibandingkan dengan yang dilukis hari ini secara mendadak," ungkap dia. 

"Ada juga yang ngirim lukisan udah jadi. Tapi itu mah ga bisa dijamin laku karena selera orang kan beda-beda," tambah dia.

Bagi masyarakat umum yang mau membeli lukisan tersebut mesti datang.  

"Bisa aja tinggal datang ke sini dan ini beli sama saya, misalnya modal Rp 100 ribu kanvas sama cat, berani berapa bayar buat didonasikan, dan intinya tidak dipatok harga," jelasnya. 

Tak hanya membuat lukisan kemudian dilelang atau dijual. Tata menyebut, ada beberapa seniman yang berjualan kaos. 

"Tapi sekarang sudah habis alhamdulillah sudah jadi uang," ujarnya. 

Tata menambahkan, masyarakat yang datang berkunjung juga dipersilahkan melakukan sedekah atau infak untuk Palestina. 

Keprihatinan pelukis Jelekong

Melalui karya lukis, para seniman lukis Jelekong turut prihatin dengan tragedi kemanusiaan di Palestina. 

Ia menyebut, persoalan kemanusiaan sudah tidak bisa lagi melihat agama atau identitas lainnya. 

"Ini seperti sodara sendiri lah, kita kan sesama muslim ya sangat buruk sekali dan tidak mempunyai iman kalau tidak berdoa. Minimal doa maksimalnya kita kan korban harta. Lebih ke kemanusiaan. Meskipun bukan non muslim tapi kalau ditindas mah jangan diam," tururnya. 

Melalui Aksi Bela Palestina tersebut, Tata berharap kesadaran sosial masyarakat terutama seniman lukis di Jelekong bisa meningkat. 

Paling tidak, para seniman Jelekong bisa mengolah kembali rasanya untuk menuangkan ekspresi tersebut melalui media lukisan. 

"Melatih sosial masyarakat juga pelukis Jelekong agar hatinya supaya memperhatikan untuk orang-orang yang membutuhkan. Setiap ada bencana juga seharusnya gini, kita juga harus ikut prihatin, belasungkawa terhadap orang-orang yang tertindas dari kejahatan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau