Dugaan sementara tabung gas meledak karena mengalami kerusakan di bagian silinder valve.
"Belum ditemukannya satu tabung gas menambah kompleksitas kejadian ini. Pemeriksaan sementara oleh teknisi menunjukkan, adanya kerusakan pada bagian silinder valve, di mana tabung yang terlempar ke parit tidak lagi memiliki silinder valve terpasang," tutur Kapolres Sukabumi, AKBP Marully Pardede.
Maruly menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap 4 orang teknisi pihak perusahaan.
"Kami telah memeriksa 6 orang saksi, termasuk sopir mobil truk, 4 orang teknisi dari perusahaan RGS yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan kendaraan, dan 2 orang anggota yang pertama kali tiba di TKP," ujar Maruly
Kepala Satuan Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri menyebut dari hasil penyelidikan, dugaan sementara penyebabnya adalah adanya patahan dari single part yang tertempel di tabung gas
Baca juga: Detik-detik Tabung Gas Meledak di Sukabumi Saat Diangkut Truk, Warga: Suaranya kayak Bom
Kepala Satuan Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri menyebut ada satu tabung yang masih belum ditemukan.
"Tabung yang meledak ada dua, satu sudah ditemukan di selokan, dan satu lagi masih dicari. Kami sudah mencari ke kebun hingga sungai," kata Ali.
Dari satu tabung CBG yang ditemukan di selokan, ternyata tak lagi memiliki cylinder valve.
Terkait usia tabung gas, Ali mengatakan, berdasarkan pengakuan awal tim teknis CNG masa berlakunya masih hingga 2030.
Namun, polisi masih akan mengecek masing-masing tabung gas tersebut.
Baca juga: Sebelum Meledak dan Tewaskan 2 Orang, Tabung Gas Terbang Hantam Mobil Melintas
Sementara itu sopir truk, Pardian (38) mengaku tabung CNG yang diangkut berjumlah 20 buah, dan dikirim ke wilayah Kabupaten Cianjur dari Citeureup, Bogor.
"Ini muatannya terkompresi, beratnya sekitar tiga ton dan satu tabung memiliki berat kurang lebih 150 kilogram," kata Pardian, kemarin.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Budiyanto | Editor: Glori K. Wadrianto, David Oliver Purba), Tribun Jabar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.