Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Bogor Macet, Polisi Catat 110.000 Masuk ke Kawasan Wisata Puncak Selama Libur Natal.

Kompas.com, 25 Desember 2023, 19:43 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Khairina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Polisi mencatat 110.000 lebih kendaraan yang bergerak memasuki kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat momen libur panjang Natal 23 - 25 Desember 2023.

Hingga kini, ribuan kendaraan terpantau masih memenuhi jalan yang menyebabkan kemacetan parah di sejumlah titik.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kemacetan parah terjadi dari kedua arah menuju Jakarta di Jalan Raya Puncak sejak siang hingga Senin petang.

Baca juga: Puncak Arus Balik Libur Natal, Polisi Rekayasa Lalu Lintas di Tol Jakarta-Cikampek

Titik kemacetan terpantau mulai dari atas tepatnya di kawasan Masjid Atta'awwun, Simpang Taman Safari, hingga arah bawah Simpang Gadog.

Kondisi itu membuat laju kendaraan roda dua dan empat mengalami perlambatan atau hanya bisa bergerak maju perlahan.

Seorang wisatawan bernama Ricky (35) mengaku bahwa terjebak macet dari arah Simpang Taman Safari. Kondisinya padat merayap.

Ia bersama keluarga kecilnya berboncengan tiga menggunakan motor berwisata ke vila sejak malam minggu kemarin.

Senin petang ini, ia hendak pulang usai menginap bersama keluarganya di sebuah villa yang berada di Cisarua.

"Tadi di atas macetnya parah, saya lewat Simpang Taman Safari itu sudah dua arah dan di sana padat merayap," ujar Ricky kepada Kompas.com saat ditemui di pinggir jalan.

Baca juga: Tebing 15 Meter Longsor di Puncak Bogor, 1 Vila dan Motor Rusak Tertimpa

Wisatawan asal Jakarta ini menyebut bahwa arus lalu lintas tersendat lantaran adanya pertemuan arus kendaraan yang ke atas dan ke bawah atau dari arah keluar hingga jalan menuju objek wisata.

Hambatan juga terjadi disebabkan oleh banyaknya pengendara yang berhenti di pinggir jalan untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan.

"Makanya kita ini mau balik karena dari kemarin di Puncak, kalau pakai mobil sudah pasti parah (kejebak macet)," ucapnya.

Dia mengatakan, Puncak Bogor masih menjadi destinasi favorit untuk mengisi libur panjang long weekend Natal.

Ia merasa puas meski harus berdesak-desakan dengan kendaraan lain yang terjebak macet.

"Ya terpenuhi lah (kenikmatan wisata), kan kita berangkat dari kemarin dan wajar kalau sekarang (terjebak) macet. Kalau tujuan ke Puncak ya cari (suasana) ademnya aja kan kalau daerah Jakarta panas, macet juga. Jadi ke sini cari udara segar sambil menginap sehari," ungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengakui kondisi arus lalin di Puncak sejak kemarin hingga sekarang padat merayap.

Kendati begitu, Rio memastikan situasi arus lalu lintas kendaraan yang mengalami kemacetan bisa terkendali.

Pasalnya, polisi telah melakukan rekayasa lalu lintas berupa buka tutup jalur atau biasa disebut sistem one way (satu arah) untuk menguras kendaraan wisatawan liburan maupun yang hendak balik.

"Tadi pagi one way ke atas sudah kita terapkan dan berlanjut mulai pukul 12.35 WIB diterapkan one way ke bawah (satu arah ke Jakarta), jadi hari ini kita sudah melaksanakan buka tutup sebanyak 2 kali. Satu kali ke atas, satu kali ke bawah," ungkap Rio.

"Untuk jumlah kendaraan, kalau kemarin itu jumlah totalnya 110 ribu sekian yang melintas ke arah Puncak dan hari ini atau sampai detik ini yang sudah turun adalah sebanyak 20 ribu sekian kendaraan bermotor yang sudah turun ke bawah," sambung Rio.

Saat ini, polisi masih menerapkan sistem one way ke bawah atau dari arah Puncak menuju Jakarta. Sistem one way tersebut diprediksi akan berlangsung hingga malam hari. 

Rio mengimbau kepada wisatawan atau pengendara agar berhati-hati saat melintasi kawasan wisata Puncak.

Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk berkendara dengan baik yang santun dan menggunakan perlengkapan seperti helm serta taati petugas di lapangan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Bandung
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau