Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirwanto Masih Pikirkan Nama untuk Anaknya yang Lahir Saat Pemilu 2024

Kompas.com, 16 Februari 2024, 13:58 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Dirwanto (32) dan Casyuti (30), pasangan suami-istri asal Desa Cangkuang, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar), menyambut kelahiran anak keempat mereka, di Rumah Sakit Pelabuhan, Kota Cirebon, Jabar, pada Rabu (14/2/2024).

Momen ini menjadi semakin membahagiakan karena kelahiran anaknya bertepatan dengan Pemilu dan Hari Kasih Sayang (Valentine).

Ayah sang bayi, Dirwanto, mengaku tidak menyangka anaknya bakal lahir berbarengan dengan Pemilu 2024.

"Saya tidak menyangka anak akan lahir pada hari Pemilu, ini benar-benar kejutan bagi saya," kata Dirwanto, Kamis (15/2/2024), dikutip dari TribunCirebon.com.

Meski belum memastikan nama untuk anaknya itu, namun Dirwanto mengatakan, dia dan istrinya berencana memberikan nama yang berkaitan dengan Pemilu atau Valentine bagi anaknya.

Baca juga: Real Count KPU, Prabowo-Gibran Raih 69,99 Persen Suara di Bengkulu

"Belum memikirkan nama untuk anak, namun berencana akan mencari nama yang berkaitan dengan Pemilu maupun Valentine," ujar Dirwanto.

Tidak gunakan hak pilih

Dirwanto mengakui bahwa dia tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu lalu karena harus mengurus proses kelahiran anaknya.

"Terkait penggunaan hak pilih, saya tidak nyoblos, karena berbarengan mengantar istri ke rumah sakit, saya cuma bawa KTP saja," ucap Dirwanto.

Padahal, dia menyadari bahwa suaranya akan menentukan masa depan Indonesia untuk 5 tahun ke depan. Meski begitu, Dirwanto menegaskan, dia tidak masalah siapa pun yang akan menjadi preside dan wakil presiden.

"Saya tidak masalah presidennya mau dari 01, 02, atau 03." ungkapnya.

Baca juga: Data Real Count KPU 45,17 Persen, Prabowo-Gibran Unggul di NTT

"Yang jelas saya sebagai warga negara sebenarnya harus memilih, tapi kondisi yang membuat saya tidak bisa menyalurkan hak pilih saya," lanjut Dirwanto.

Respons KPU Cirebon

Ketua KPU Kota Cirebon, Mardeko menyambut baik mengenai kabar adanya warga yang melahirkan bertepatan dengan hari Pemilu 2024.

Momen itu, Mardeko menyatakan, bakal membuat Pemilu 2024 menjadi semakin berkesan bagi Dirwanto dan Casyuti.

"Wah bagus dong, biar diingat terus, apalagi katanya di rumah sakit (Pelabuhan, Kota Cirebon) hanya satu orang ya (yang melahirkan)," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul "Kisah Menyentuh, Kelahiran Bayi di Hari Pemilu 2024: Kejutan bagi Keluarga di Cirebon"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau