Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pangandaran Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Smart Air di Nunukan

Kompas.com, 11 Maret 2024, 15:06 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Deni Sobali, warga Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (Jabar), menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Pilatus Smart Aviation type PC6 PK-SNE.

Pesawat Smart Air itu jatuh di Desa Binuang, Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Pesawat perintis pilatus Smart Air dilaporkan hilang kontak pada Jumat (8/3/2024) setelah berangkat dari Bandara Juwata, Tarakan, sekitar pukul 08.25 Wita, menuju rute perintis di Binuang, Krayan Tengah, Nunukan.

Selain Deni yang bekerja sebagai teknisi, korban lainnya bernama Capt. M Yusuf (29) yang berasal dari Bekasi Selatan.

Sudah lama bekerja di perusahaan penerbangan

Kepala Desa Wonoharjo, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Dede Suprapto, membenarkan bahwa salah satu warganya menjadi korban pesawat jatuh di Nunukan.

Baca juga: Saat Tanda Asap Jadi Petunjuk Keberadaan Pesawat Pilatus Smart Air...

Dede mengatakan, korban diketahui sudah sejak lama bekerja di perusahaan penerbangan.

"Dia (Deni) sudah lama bekerja di pesawat. Pernah bekerja di pesawat Susi Air," kata Dede, Senin (11/3/2024) pagi, dikutip dari TribunJabar.id.

Usai mendapat informasi soal penemuan titik jatuhnya pesawat, Dede mengaku, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak keluarga korban.

"Informasinya, nanti jenazah (korban) akan diberangkatkan dari Jakarta menuju Pangandaran," ujar Dede.

Dia menyampaikan, jenazah korban akan langsung dibawa ke rumah orang tuanya di Kecamatan Cijulang setelah tiba di Pangandaran.

Baca juga: Peziarah Padati TPU Bergota Semarang, Petugas Kewalahan

"Memang dulu (korban) sempat punya KTP Desa Wonoharjo karena istrinya orang sini (Wonoharjo), tapi tahun 2021 pindah ke Cijulang karena aslinya orang Cijulang," ucap Dede.

Sosok korban di mata keluarga dan kerabat

Rumah duka Deni Sobali, korban jatuhnya pesawat Smart Air, mulai ramai dikunjungi pelayat, pada Senin (11/3/2024) siang.

Rumah yang berada di Desa Cijulang, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, itu dipadati ratusan orang yang merupakan tetangga, kerabat, dan keluarga korban.

Mertua Deni, Atang Aripin (52) menyatakan, menantunya itu adalah sosok yang baik dan selalu hormat kepada orang lain.

"Sosoknya baik. Rencananya (korban) mau ke Bandung karena sebulan sekali itu pulang kampung," ungkap Atang.

Baca juga: Sungai Bengawan Solo Meluap, 36 Desa di Bojonegoro Terendam Banjir

"Sampai mendengar kayak gini (korban meninggal dunia), keluarga menerima, tidak ada tuntutan apa-apa," sambungnya.

Sementara itu, salah satu teman korban, Fikri mengungkapkan bahwa korban selama dikenal sebagai sosok yang baik oleh para pekerja Susi Air.

"Almarhum (Deni) keluar dari maskapai Susi Air beberapa tahun yang lalu," papar Fikri.

"Saya kenalnya sewaktu PKL, lumayan dekat, seringkali banyak memberikan ilmu," lanjutnya.

Di Sisi Air, dia menambahkan, korban bekerja sebagai teknisi dan dikenal sangat tekun dengan pekerjaannya tersebut.

"Saya kan bagian logistik, kalau dia engineer. Jadi, kalau butuh sparepart pasti ke saya," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau