BOGOR, KOMPAS.com - Pembongkaran lapak pedagang kaki lima (PKL) oleh aparat Satpol PP di sepanjang jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat disesalkan. Sebab, lapak-lapak itu sudah identik dan menjadi ikon kawasan wisata tersebut.
"Kalau untuk saya, sebetulnya enggak usah dibongkar, karena kenapa, tempat berteduh wisatawan (pakai motor) itu kurang memadai."
"Terkadang lebih bebas di sini, kenapa harus dibongkar? Lapak PKL itu membantu wisatawan. Ini juga sudah jadi ciri khas Puncak loh."
Begtu kata Haeruddin (38), salah satu wisatawan yang mengendarai motor saat ditemui Kompas.com di Atta'wun, Cisarua, Selasa (25/6/2024) kemarin.
Haeruddin pun menyesalkan pembongkaran yang tidak disertai dengan kesiapan tempat pengganti yang lebih baik.
Dia juga menyayangkan kabar bahwa lapak PKL ini akan dipindah ke rest area Gunung Mas.
"Kalau ada pembaruan (pemindahan ke rest area Gunung Mas), otomatis budaya nongkrong menikmati pemandangan hijau di kebun teh, enggak ada lagi nantinya," kata dia.
Baca juga: Kondisi Lapak PKL Puncak Bogor Usai Dibongkar, Pedagang Mengais Puing-puing Berserakan
Wisatawan dari Depok ini mengaku sedih setelah melihat bangunan lapak atau warung langganannya yang ada di depan Masjid Atta'wun hancur dan hanya menyisakan puing.
Sebab, kata dia, tempat tersebut sudah menjadi langganan keluarga ketika hari libur tiba.
"Saya dari Depok memang sering liburan ke sini dari dulu. Makanya pas lihat warung langganan udah dibongkar, ya kaget, sedih lihatnya, kasihan," ujar dia.
Dia mengatakan, para wisatawan dari Jabodetabek tentu tujuannya bukan ke rest area Gunung Mas, tetapi ke wisata kebun teh untuk menikmati pemandangan sambil makan di pinggir jalan.
"Jadi bukan ke tempat tertutup, tapi ke tempat terbuka kayak gini, lihat pemandangan. View-nya dapat di sini."
"Jadi seharusnya jangan dibongkarlah karena menghilangkan ciri khas tadi. Ya model tempo dulu ajalah," ucap dia.
Hal senada disampaikan wisatawan lain bernama Cici (31).
"Enggak setuju dibongkar. Wisatawan ramai datang ke Puncak karena ada pedagang ini, kasihan jugalah," ujar Cici saat sedang menikmati bakso keliling di pinggir jalan Raya Puncak.
Baca juga: Alasan Pj Bupati Bogor Bongkar Bangunan PKL: untuk Estetika Kawasan Puncak
Ia dan kekasih sedang liburan singkat dan murah ke kawasan wisata Puncak. Warga Tangerang ini juga mengaku punya lapak langganan untuk memesan mie rebus dan jagung bakar.
Namun ternyata, kata dia, tadi lapak bangunannya sudah hancur dan hanya ada sisa puing pembongkaran.
"Ada tempat kita nongkrong kalau lagi ke sini. Nah, tadi pas kita ke sana, ternyata sudah digusur. Sedih lihatnya," ujar dia.
Cici mengakui keunggulan lapak pedagang kaki lima adalah harga makanannya yang ramah di kantong. Para wisatawan bisa pesan makan murah di tempat itu.
Kemudian, para wisatawan yang menggunakan motor bisa mobile, alias pindah-pindah tempat makan sambil melihat pemandangan lain. Menurut dia, akan lebih banyak foto pemandangan.
"Kalau rest area mungkin lebih pasnya untuk pengendara mobil. Kami mah cocoknya di sini, selalu bisa lihat pemandangan alamnya langsung. Kalau rest area kan, itu-itu aja view-nya," sebut Cici.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang