Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Jemaah Haji Jabar Masih di Tanah Suci karena Sakit

Kompas.com, 27 Juli 2024, 18:06 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kementerian Agama Jawa Barat, Boy Hary Novian menyampaikan kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji 2024.

Ia pun meminta semua penyelenggara ibadah haji tidak merasa puas dengan apa yang dicapai.

"Semangat bersama ini kita terus dijaga untuk meningkatkan layanan bagi jemaah haji pada tahun yang akan datang,” ujar Boy dalam rilisnya, Minggu (27/7/2024).

Baca juga: Pemilik Kedai STMJ Bu Nunuk Meninggal Saat Haji, Sang Anak Minta Travel Kembalikan Barang Ibunya

Boy merinci, kuota haji Jabar tahun 2024 mencapai 40.201 dan terserap 40.214.

Dari kuota tersebut, jemaah dan petugas yang diberangkatkan untuk Embarkasi Bekasi (JKS) sebanyak 27.526 orang. Sedangkan Embarkasi Kertajati (KJT) sebanyak 13.068 orang, sehingga totalnya sebanyak 40.594 orang.

Sebanyak 6 orang jemaah tertinggal di tanah suci karena sakit. Untuk Debarkasi Bekasi sebanyak 2 orang dan Debarkasi Kertajati 4 orang.

Baca juga: Kepala Kanwil Kemenag Jabar: Naiknya Biaya Haji untuk Keadilan Calon Jemaah

Sementara itu jumlah jemaah haji yang wafat menurun tajam dibanding tahun sebelumnya, yaitu 70 orang, di antaranya 42 orang berasal dari Debarkasi Bekasi dan 28 orang berasal dari Debarkasi Kertajati.

Istitaah Kesehatan

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Barat mengatakan, istitaah kesehatan menjadi kunci lancarnya operasional penyelenggaraan ibadah haji 2024.

Hal itu disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Jabar, Ajam Mustajam dalam tasyakur bin nimah, istigasah, dan bersama atas selesainya operasional penyelenggaraan haji provinsi Jawa Barat 2024.

"Alhamdulilah penyelenggaran Ibadah Haji 1445 H dapat sukses berkat kerja sama dan kolaborasi yang baik," tutur Ajam.

Ajam mengaku sudah mengkaji satu per satu item penyelenggaraan ibadah haji, tahun ini, semua tugas dan fungsi layanan berjalan baik.

Lancarnya operasional haji salah satunya berkat beberapa inovasi yang dikeluarkan Kementerian Agama. Misalnya, sebelum pelunasan ada istitaah kesehatan.

"Ini luar biasa dampaknya," ucap Ajam.

Salah satu indikatornya, jumlah jemaah haji yang wafat tahun ini turun drastis dibanding tahun lalu.

"Tahun ini juga para jemaah hanya lewat saja sebentar di Muzdalifah. Kemudian penginapan juga ditempatkan di daerah yang aman dari arus lalulintas,” kata Ajam.

Ke depan inovasi terus dilakukan Kemenag untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada jemaah haji.

Kunci sukses lainnya adalah kerja sama semua pihak. Mulai dari jemaah haji, panitia, pemerintah daerah, dan tentunya kehendak Allah SWT.

Selain itu, Ajam berharap seluruh jemaah haji yang berangkat ke Tanas Suci bisa menjaga kemambruran dan meningkatkan kesalihah. Ia memberikan tiga amanah kepada para jemaahn haji.

“Kuatkan keimanan dan ketakwaan, meningkatkan keshalehan sosial, dan menjaga kestabilan ekonomi di wilayah masing-masing," tegasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Bandung
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Bandung
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau