Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Perundungan Siswi SMP di Cianjur Berakhir Damai

Kompas.com, 31 Juli 2024, 06:31 WIB
Firman Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Kasus perundungan hingga berujung kekerasan fisik yang menimpa seorang siswi SMP di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berakhir damai.

Kedua belah pihak, yakni keluarga korban dan keluarga pelaku sepakat menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.

Baca juga: Kasus Perundungan Siswi SMP, Disdikpora Cianjur Turunkan Tim Investigasi

"Sebagaimana pernyataan dari pihak keluarga (korban) lewat video yang saya terima, sudah ada kesepakatan, tidak akan mempermasalahkan lagi. Inilah yang kami harapkan dari awal, supaya tidak terus terjadi kegaduhan,” kata Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur, Helmi Halimudin, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/7/2024).

Baca juga: Kasus Perundungan di Cianjur, Siswi SMP Dianiaya Saat MPLS, Sempat Tak Bisa Jalan, Ada Memar di Pinggul

Dia berharap, kejadian ini bisa menjadi pembelajaran semua pihak, termasuk jajaran sekolah agar lebih peka dalam mendeteksi gejala friksi di antara siswa.

Kendati begitu, ditegaskan Helmi, pemeriksaan terhadap pihak sekolah terus berlanjut dengan pelibatan pihak Inspektorat Daerah (Irda).

Jika nanti hasilnya terbukti ada indikasi kelalaian dari pihak sekolah, maka akan ada sanksi yang diberikan sebagai bentuk pembelajaran.

“Soal sanksinya apa dan nanti diberikan kepada siapa sanksi itu, apakah ringan, sedang atau berat, nanti menunggu hasil pemeriksaan,” ujar dia.

Helmi mengatakan, korban dan pelaku akan mendapatkan pendampingan untuk memulihkan dan menjaga kondisi psikologis keduanya.

“Prinsipnya, kami harus menyelamatkan anak-anak ini, keduanya tetap harus ada perhatian khusus,” ucapnya.

Kedua siswi tersebut juga akan tetap melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama. Namun, saat ini, pelaku untuk sementara akan dititipkan di sekolah lain sampai situasi dan kondisinya dianggap siap.

“Karena ekses dari kejadian ini, dia juga ikut trauma. Namanya anak kecil, ya, banyak didatangi orang, ditanya-tanya. Tetap, kedua anak ini harus punya masa depan dan saya sudah instruksikan para guru di sana turut menjaganya,” ujar Helmi. 

Dihubungi terpisah, ayah korban, Dian (53) mengatakan, permasalahan telah dianggap selesai dan berharap anaknya bisa kembali menjalani kesehariannya dengan normal.

Dia menyebut, korban akan tetap bersekolah di SMPN I Sindangbarang dan akan mendapatkan pengawasan khusus selama setahun sebagaimana komitmen dinas.

Adapun kondisi fisik putrinya usai dirawat di rumah sakit selama sepekan semakin membaik dan saat ini tengah menjalani pemulihan di rumah.

"Alhamdulilah, tidak ada dampak berkelanjutan, hanya memang masih harus didampingi konselor untuk pemulihan psikisnya,” kata Dian saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa malam.

Dian berharap, bimbingan konseling terhadap anaknya terus berlanjut dan pihak Perlindungan Perempuan dan Anak dapat terus memantau perkembangannya.

“Mudah-mudahan (konselor) mau berkunjung ke Sindangbarang, ke rumah untuk memantau perkembangan anak saya sampai kembali seperti semula, normal psikisnya,” kata dia. 

Diberitakan sebelumnya, seorang siswi baru SMP di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berinisial AD (12), mengalami perundungan hingga kekerasan fisik yang dilakukan temannya saat mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SMP Negeri I Sindangbarang Cianjur.

Keterangan dari pihak keluarga korban, AD menerima kekerasan fisik oleh temannya saat acara penutupan MPLS, Kamis (21/7/2024) siang.

Akibatnya, korban mengalami trauma dan mengeluhkan sakit di bagian tulang belakang setelah dipukul pelaku berulang kali hingga jatuh tersungkur.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau