BANDUNG, KOMPAS.com - Indikator Politik Indonesia merilis survei elektabilitas pasangan calon pada Pilkada Jawa Barat 2024. Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan memiliki elektabilitas paling tinggi.
Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode tatap muka kepada 1.200 responden yang berasal dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil ini pun kemudian dilakukan kontrol kualitas atau quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel dengan mendatangi responden.
Baca juga: Pilkada Jawa Barat, Ronal Tawarkan Konsep ABCGM untuk UMKM Jabar
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyebut, dari hasil survei terbaru elektabilitas tertinggi yakni pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Kemudian berikutnya disusul oleh pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, Acep Adang-Gitalis Dwinatarina atau Gita KDI, dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapdja.
"Dedi-Erwan 75,7 persen, Syaikhu-Ilham 13,8 persen, Acep-Gita 4,2 persen, dan Jeje-Ronal 2,7 persen," ujar dia dalam rilis melalui akun YouTube Indikator Politik Indonesia, Senin (14/10/2024).
Meski masih menjadi paling yang tertinggi dalam hasil survei, namun pasangan Dedi-Erwan mengalami penurunan tetapi tidak signifikan bila dibandingkan dengan survei pada periode 2-9 September 2024, yakni 2,1 persen.
Sedangkan kompetitornya, Syaikhu-Ilham, mengalami kenaikan elektabilitas dibandingkan survei sebelumnya sebesar 2,8 persen menjadi 13,8 persen.
"Ada sedikit kenaikan, Dedi-Erwan ada penurunan tapi tidak signifikan. Kalau tidak diatasi ini bisa menjadi isu, apalagi jarak pemilu makin dekat tinggal 45 hari lagi," kata Burhanuddin.
Baca juga: Debat Pilkada Jawa Barat, KPU Libatkan Akademisi dan Disabilitas
Dia menambahkan, dari survei ini diungkap juga alasan warga memilih pasangan di Jabar, yakni paling banyak karena sosoknya perhatian kepada rakyat sebesar 38, 4 persen.
"Kalau belum ada calon lain sebanyak 13 persen, berpengalaman di pemerintahan 8,9 persen, dan sudah ada bukti nyata hasil kerjanya 8,4 persen sisanya beragam," pungkas Burhanuddin.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang