Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITB Kembangkan Teknologi PCast untuk Alat Bantu Soket Kaki Palsu

Kompas.com, 6 Desember 2024, 17:25 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB dan Pusat Rehabilitasi Yakkum Yogyakarta mengembangkan Pressure Cast Socket (PCast).

PCast merupakan alat bantu untuk membuat soket kaki palsu bawah lutut, khususnya dalam pembuatan cetakan plaster tungkai kaki sisa pasien amputasi dengan memanfaatkan tekanan air di dalam sebuah tangki silinder.

“Dengan teknologi ini memungkinkan pembuatan cetakan tungkai kaki sisa yang lebih efisien dan kualitas yang lebih konsisten karena dapat mengurangi ketergantungan pada keterampilan spesifik seorang prosthetist dalam membentuk cetakan. Sebab dalam proses pembentukan cetakan kaki memanfaatkan tekanan air yang merata di dalam tangki,” ujar Sandro Mihradi, dosen FTMD ITB dalam rilisnya, Jumat (6/12/2024).

Baca juga: Profil Rektor ITB Tatacipta Dirgantara

Sandro menambahkan, metode ini tidak hanya mempermudah proses pembuatan cetakan, tetapi juga dapat menekan biaya. Bahkan bisa mempercepat proses produksi secara keseluruhan karena dapat menghilangkan atau mengurangi proses rektifikasi pada cetakan positif kaki palsu.

Dalam program ini tim dari FTMD ITB memodifikasi desain PCast sebelumnya yang kurang efisien dan nyaman. Yaitu dalam hal pengencangan kepala tabung dengan mekanisme clamping, sehingga lebih cepat dipasang. Begitupun pengatur ketinggian tabung yang dapat menyesuaikan dengan tinggi pasien amputasi.

Baca juga: ITB Rekrut 14 Psikolog untuk Atasi Masalah Kesehatan Mental Mahasiswa

“Berdasarkan masalah PCast sebelumnya, modifikasi desain terbaru menghasilkan produk yang lebih mudah dipasang dan dioperasikan oleh tenaga rehabilitasi dan ketinggian yang nyaman bagi pengguna,” ujar Sandro Mihradi, dosen FTMD ITB.

Sandro menilai pentingnya perhatian bagi penyandang disabilitas, terutama mereka yang mengalami amputasi kaki.

“Banyak dari mereka berada di usia produktif dan menjadi tulang punggung keluarga. Kehilangan mobilitas membatasi aktivitas dan berdampak besar pada kesejahteraan mereka,” ujarnya.

Kaki prostetik ini diberikan pada penyandang disabilitas. Sebelum memberikan bantuan, Pusat Rehabilitasi Yakkum akan melakukan assessment.

"Assessment dengan menyediakan konseling dan juga terapi otot bagi para penyandang disabilitas agar alat yang akan menopang kaki mereka tidak sekadar kosmetik, tetapi juga memiliki dampak kesehatan,” ujar Rita Tri Haryani, perwakilan Pusat Rehabilitasi Yakkum.

Program yang dinamai 1.000 Kaki Prostetik untuk penyandang disabilitas ini tidak hanya terbatas pada pemberian prostetik.

Namun juga pemberdayaan bagi penyandang disabilitas melalui rehabilitasi berbasis masyarakat dan intstitusi.

Hal ini dimaksudkan agar para penyandang disabilitas bisa memenuhi kebutuhan juga menguatkan kemampuan mereka ketika kembali ke masyarakat.

“Pemberdayaan dilakukan agar mereka bisa kembali memiliki kepercayaan diri untuk mobilitasnya, bekerja, kegiatan sehari-hari, sehingga mereka kembali produktif untuk menunjang kesejahteraannya bahkan ekonomi mereka bisa terpenuhi pasca amputasi,” imbuh Rita.

Bantuan ini layak diberikan. Sebab survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020 yang dilakukan BPS, terdapat 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia, penyandang disabilitas.

Sedangkan berdasar pada laporan Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 tercatat prevalansi disabilitas berjalan sebagai yang terbanyak kedua, yaitu sebanyak 0,4 persen.

Berdasarkan hasil studi terhadap penyandang disabilitas di Indonesia pada tahun 2017 (Disability in Indonesia: What can we learn from the data?), diketahui bahwa mayoritas penyandang disabilitas tidak memiliki akses terhadap alat bantu dan hanya sekitar 25 persen yang memiliki akses untuk memiliki prostetik.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau