Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Tertawa Dengar Darat sampai Laut Bekasi Diberi Sertifikat

Kompas.com, 22 Januari 2025, 11:39 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi bertemu dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Hermansyah. Mereka membahas soal pagar laut yang berada di Desa Sagara Jaya, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi.

"Ini gimana kok di Bekasi juga ada pemagaran laut? Itu ceritanya gimana?" tanya Dedi kepada Kadis Kelautan dan Perikanan, Hermansyah, pada tayangan di akun Instagram dedimulyadi71 dan dikonfirmasi ulang Kompas.com via sambungan telepon, Rabu (22/1/2025).

Hermansyah menjelaskan, pagar laut di Bekasi berbeda dengan di Tangerang. Keberadaan pagar laut di Bekasi jelas.

"Ini menyangkut wilayah kerja kita. Kita punya satuan pelayanan di situ yaitu pangkalan pendaratan ikan PAL Jaya, di bawah UPTD Muara Ciasem," jelas Hermansyah dalam video tersebut.

Baca juga: Bongkar Pagar Laut Tangerang Jadi Berkah Nelayan: Kalau Beli Harganya Rp 10.000 Per Batang

Dia melanjutkan, perusahaan swasta, Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) sedang mengerjakan penataan pelabuhan milik Dinas Kelautan dan Perikanan. Perusahaan tersebut mengerjakan penataan pelabuhan karena menyewa aset Dinas Kelautan dan Perikanan

"Yang direncanakan mereka adalah pelabuhan perikanan, industri perikanan," kata Hermansyah.

Dedi kemudian bertanya, perusahaan tersebut sudah kuasai tanah? "Sudah," jawab Hermansyah.

Dedi kemudian bertanya, tanah yang dikuasai tanah siapa? Hermansyah menjelaskan, tanah perusahaan tersebut persis bersebelahan dengan tanah Dinas Kelautan dan Perikanan.

"Persis bersebelahan dengan pelabuhan milik Dinas Kelautan Provinsi Jabar," katanya.

Dedi yang makin penasaran kembali bertanya, apakah tanah yang dikuasai perusaahaan tersebut adalah pantai? Hermansyah menjawab, sebagian ada tanah daratnya.

"Selebihnya memang kondisinya berair," ujarnya.

"Berarti pantai," timpal Dedi.

Dedi kemudian menanyakan perusahaan tersebut memiliki sertifikat? Hermansyah menjelaskan, mereka mempunyai sertifikat.

"(Sertifikat) pantai?," tanya Dedi.

Hermansyah mengatakan, kalau sertifikat berarti pengakuan atas lahan darat. Namun kondisinya berair.

"Mereka kuasai daratan, dan sekarang pantai. Apakah mereka menguasainya sejak masih daratan, atau ketika pantai bisa beralih menjadi bersertifikat?" kata Dedi.

Hermansyah mengatakan, pihaknya tidak mengikuti prosesnya dari dulu. Yang dia tahu, saat ini berupa pantai.

"Oke, bapak melihat mereka sudah bersertifikat. Riwayat tanah, bapak tidak mesti tahu, karena itu bukan urusan bapak," kata Dedi.

Lebih lanjut, Hermansyah mengatakan, perusahaan itu mempunyai Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Darat (PKKPRD) dari Badan Pertanahan Negara (BPN). Luasnya 300 hektare.

"BPN Kabupaten Bekasi berarti memberikan persetujuan kepada perusahaan tersebut untuk memanfaatkan ruang darat yang sudah dikuasai itu, yang sudah dalam bentuk sertifikat," jelas Dedi.

Baca juga: Bahagianya Nelayan Saat Diperintah Bongkar Pagar Laut di Tangerang: Enggak Dibayar Pun Tak Masalah

Dia mengatakan, urusan sertifikat tanah apakah daratan berubah jadi lautan, atau dari dulu perusahaan sudah menguasai pantai, hal itu bukan urusan Dinas Kelautan. Kata dia, itu urusan BPN, dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi yang mengeluarkan sertifikat.

Adanya penguasaan tanah darat sampai laut, membuat Dedi tertawa. "Sudah menguasai tanah dari darat sampai ke laut," katanya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau