BANDUNG, KOMPAS.com – Antrean perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) di outlet SIM Keliling Dago Plaza, Kota Bandung, Senin (10/2/2025), dipadati ratusan warga yang masa berlaku SIM-nya segera habis.
Proses perpanjangan SIM diawali dengan pengecekan berkas, termasuk fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan SIM asli yang masih berlaku. Pemohon kemudian menjalani tes kesehatan dan psikotes sebelum membayar biaya administrasi.
Biaya yang dikenakan terdiri dari Rp 65.000 untuk tes kesehatan, Rp 100.000 untuk psikotes, serta Rp 130.000 untuk perpanjangan SIM A dan Rp 125.000 untuk perpanjangan SIM C.
Total biaya yang harus dikeluarkan pemohon perpanjangan SIM A mencapai Rp 295.000, sedangkan SIM C Rp 290.000.
Baca juga: INFOGRAFIK: Muncul Tautan Palsu untuk Daftar Perpanjangan SIM Gratis, Awas Penipuan
Di tengah antrean, sejumlah pemohon mengaku mendapat tawaran jalur cepat tanpa perlu menjalani tes kesehatan dan psikotes.
“Tadi ditawarin, kalau mau cepat Rp 450.000, langsung foto. Tapi saya enggak ada uang segitu,” ujar Helmi Maulana, salah satu pemohon perpanjangan SIM C.
Tingginya biaya perpanjangan SIM dirasa memberatkan, terutama bagi warga dengan penghasilan rendah.
Mochamad Kornen (54), sopir serabutan, harus meminjam uang Rp 150.000 dari majikannya agar bisa memperpanjang SIM A yang habis masa berlakunya.
Baca juga: Komdigi Siapkan Aturan e-SIM, Terbit Dua Minggu Lagi
Namun, uang yang dibawanya masih kurang untuk membayar seluruh biaya administrasi.
“Ini saya juga pinjam uang sama ustadz yang biasa saya antar kalau ada kajian. Nanti bulan depan tinggal potong dari gaji saya. SIM A saya habis tanggal 12 besok,” katanya.
Kornen terpaksa menggunakan uang Rp 50.000 yang seharusnya untuk ongkos anaknya kuliah agar bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai sopir.
“Untungnya hari ini anak enggak kuliah, jadi uangnya bisa dipakai dulu,” ujarnya.
Baca juga: Hari Terakhir Dispensasi SIM dari Libur Panjang Akhir Pekan
Ia berharap pemerintah mempertimbangkan kebijakan agar SIM berlaku seumur hidup.
“Enggak semua orang ada uang ketika SIM habis masa berlakunya. Apalagi sekarang cari uang susah. Menurut saya, Rp 150.000 masih wajar lah (biaya perpanjangan),” katanya.
Karena tidak memiliki cukup uang, Kornen tidak dapat melanjutkan proses perpanjangan SIM. Ia pun membawa pulang berkas hasil tes kesehatan dan psikotes.
“Pulang dulu, besok balik lagi sambil cari pinjaman uang dulu,” ujarnya sambil berlalu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang