Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Perpanjangan SIM Dinilai Mahal, Warga Ini Terpaksa Pinjam Uang...

Kompas.com, 10 Februari 2025, 13:07 WIB
Putra Prima Perdana,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Antrean perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) di outlet SIM Keliling Dago Plaza, Kota Bandung, Senin (10/2/2025), dipadati ratusan warga yang masa berlaku SIM-nya segera habis.

Proses perpanjangan SIM diawali dengan pengecekan berkas, termasuk fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan SIM asli yang masih berlaku. Pemohon kemudian menjalani tes kesehatan dan psikotes sebelum membayar biaya administrasi.

Biaya yang dikenakan terdiri dari Rp 65.000 untuk tes kesehatan, Rp 100.000 untuk psikotes, serta Rp 130.000 untuk perpanjangan SIM A dan Rp 125.000 untuk perpanjangan SIM C.

Total biaya yang harus dikeluarkan pemohon perpanjangan SIM A mencapai Rp 295.000, sedangkan SIM C Rp 290.000.

Baca juga: INFOGRAFIK: Muncul Tautan Palsu untuk Daftar Perpanjangan SIM Gratis, Awas Penipuan

Di tengah antrean, sejumlah pemohon mengaku mendapat tawaran jalur cepat tanpa perlu menjalani tes kesehatan dan psikotes.

“Tadi ditawarin, kalau mau cepat Rp 450.000, langsung foto. Tapi saya enggak ada uang segitu,” ujar Helmi Maulana, salah satu pemohon perpanjangan SIM C.

Tingginya biaya perpanjangan SIM dirasa memberatkan, terutama bagi warga dengan penghasilan rendah.

Mochamad Kornen (54), sopir serabutan, harus meminjam uang Rp 150.000 dari majikannya agar bisa memperpanjang SIM A yang habis masa berlakunya.

Baca juga: Komdigi Siapkan Aturan e-SIM, Terbit Dua Minggu Lagi

Namun, uang yang dibawanya masih kurang untuk membayar seluruh biaya administrasi.

“Ini saya juga pinjam uang sama ustadz yang biasa saya antar kalau ada kajian. Nanti bulan depan tinggal potong dari gaji saya. SIM A saya habis tanggal 12 besok,” katanya.

Kornen terpaksa menggunakan uang Rp 50.000 yang seharusnya untuk ongkos anaknya kuliah agar bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai sopir.

“Untungnya hari ini anak enggak kuliah, jadi uangnya bisa dipakai dulu,” ujarnya.

Baca juga: Hari Terakhir Dispensasi SIM dari Libur Panjang Akhir Pekan

Ia berharap pemerintah mempertimbangkan kebijakan agar SIM berlaku seumur hidup.

“Enggak semua orang ada uang ketika SIM habis masa berlakunya. Apalagi sekarang cari uang susah. Menurut saya, Rp 150.000 masih wajar lah (biaya perpanjangan),” katanya.

Karena tidak memiliki cukup uang, Kornen tidak dapat melanjutkan proses perpanjangan SIM. Ia pun membawa pulang berkas hasil tes kesehatan dan psikotes.

“Pulang dulu, besok balik lagi sambil cari pinjaman uang dulu,” ujarnya sambil berlalu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau