KARAWANG, KOMPAS.com - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengaku bakal mem-blacklist pengembang perumahan subsidi nakal.
Jika terbukti, pengembang itu tidak lagi boleh membangun perumahan subsidi.
Maruarar mengatakan, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan agar program pembangunan tiga juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi kualitasnya juga harus dijaga.
"Pemerintah akan membuat blacklist, pengembang yang tidak bertanggung jawab tidak boleh lagi mendapat kesempatan untuk membangun rumah subsidi," kata Maruarar seusai melakukan peletakan batu pertama pembangunan Ayessa Presisi Residence di Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025).
Baca juga: Siasat Dedi Mulyadi Bendung Banjir Karawang: Bangun 1.000 Rumah Panggung
Maruarar mengakui ada pengembang perumahan yang tidak bertanggung jawab.
Pihaknya mendapati beberapa titik yang kualitasnya buruk.
Meskipun rumah subsidi, menurutnya, bukan berarti pembangunannya asal-asalan.
Karena itu, menurutnya, negara harus hadir untuk memberikan panduan dan tidak melakukan pembiaran.
"Jangan sampai rakyat itu, dia lagi kepingin, apalagi rumah pertama, tetapi kecewa karena kualitas daripada bangunannya tidak bertanggung jawab," kata Maruarar.
Baca juga: Dedi Mulyadi Bakal Sidak Puncak: Keselamatan Warga atau Kesenangan Orang Didahulukan?
Meski begitu, Maruarar mengaku yakin masih ada perumahan bersubsidi yang kualitasnya bagus.
Ia juga menyebutkan beberapa pengembang perumahan di sejumlah daerah yang bangunannya bagus.
Maruarar menyebut tahun ini rencananya bakal dibangun 222.000 rumah bagi MBR.
"Kalau pertanyaannya soal kualitas, sekarang sedang jalan audit dari BPK, kemudian Tapera saya minta masukan, bank penyalur juga kita masukkan," kata Maruarar saat ditanya cara menjaga kualitas perumahan bersubsidi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang