Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Lebaran 2025, Alasan Jalur Puncak 2 Tak Direkomendasikan untuk Dilalui

Kompas.com, 18 Maret 2025, 10:27 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Jalur Puncak 2, yang menghubungkan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tidak direkomendasikan untuk dilalui kendaraan selama arus mudik Lebaran 2025.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cianjur, AKP Hardian Ardianto, menjelaskan, jalur tersebut tidak layak dijadikan akses bagi pemudik karena kondisi jalan yang kurang memadai serta minimnya penerangan.

Selain jalan yang sempit dan beberapa ruas yang berlubang, jalur ini juga memiliki sejumlah titik rawan longsor.

Baca juga: Longsor di Jalan Alternatif Puncak 2, Kendaraan Tidak Bisa Melintas

"Sering terjadi longsoran-longsoran kecil sehingga sangat berisiko untuk dilintasi karena kondisinya licin dan berlumpur," ujar Hardian kepada Kompas.com di Mako Polres Cianjur, Senin (17/3/2025) petang.

"Kami tidak merekomendasikan pemudik untuk menggunakan jalur ini, terutama saat hujan dan pada malam hari," katanya.

Jalur Alternatif

Sebagai alternatif, Hardian menyarankan pemudik menggunakan Jalur Transyogi atau Jonggol, terutama jika jalur utama atau jalur Puncak mengalami peningkatan arus kendaraan.

Dijelaskan, saat ini beberapa ruas jalur Jonggol tengah diperbaiki untuk menyambut arus mudik Lebaran, yang diprediksi mulai terjadi pada H-7.

Baca juga: 4 Bangunan yang Dibakar KKB di Puncak, 2 SD dan 2 Kantor Kampung

"Kemarin, saat kami melakukan pengecekan di jalur Jonggol, dinas terkait sedang melaksanakan perbaikan jalan. Oleh karena itu, jalur Jonggol dapat digunakan sebagai jalur mudik," tuturnya.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Cianjur, Tedi Artiawan, yang juga tidak merekomendasikan jalur Puncak 2 sebagai alternatif mudik Lebaran.

"Kalau di wilayah Cianjur kondisinya bagus, tetapi begitu masuk Bogor, agak repot, karena rawan penerangan jalan umumnya, kondisi jalannya masih banyak yang tanah, curam, dan penunjuk arahnya yang kurang komplet," kata Tedi, Senin.

"Jadi, sebaiknya pemudik menggunakan jalur Jonggol jika terjadi kemacetan di Puncak atau saat diberlakukan CB (contraflow) atau rekayasa lalu lintas," kata dia.

Baca juga: Polisi Resmi Tutup Jalur Puncak 2 Jam Jelang Tahun Baru 2025

Menurut dia, kondisi jalur Jonggol dinilai lebih layak sebagai perlintasan karena saat ini tengah dilakukan peningkatan infrastruktur, termasuk penambahan fasilitas pendukung seperti penerangan jalan.

"Beberapa titik sudah dipasangi Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) oleh pemerintah pusat dan provinsi. Dengan adanya fasilitas ini, jalur Jonggol bisa menjadi alternatif yang lebih aman. Mudah-mudahan tidak ada kendala," ujar Tedi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau