BANDUNG, KOMPAS.com - Polda Jabar menyiapkan tim urai kemacetan yang bakal ditempatkan di beberapa titik rawan kemacetan saat arus mudik Lebaran 2025 di wilayah Jawa Barat.
Dirlantas Polda Jabar Kombes Pol Dodi Darjanto menjelaskan bahwa tim yang terdiri dari Polwan dan Kowat TNI ini akan ditempatkan di beberapa rest area yang nantinya akan menjadi penyumbat atau kepadatan arus.
"Nanti mereka melaksanakan sweeper di depan untuk memperlancar arus," kata Dodi usai apel gelar pasukan Operasi Ketupat Lodaya di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/3/2025).
Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Beri Uang ke Penarik Becak agar Diam di Rumah Saat Arus Mudik
Dijelaskan bahwa para Polwan dan Kowat ini akan meningkatkan waktu reaksi pengemudi di rest area.
Menurutnya, pada saat waktu lelah, banyak pengemudi yang mengalami rasa lelah dan titik jenuh.
"Nanti begitu mereka muncul, para Polwan ini diharapkan dapat meningkatkan waktu reaksi dan meningkatkan kewaspadaan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas keselamatan di jalan," ucapnya.
Pada saat arus menjadi lancar, lanjut Dodi, yang menjadi hambatan selanjutnya adalah kecelakaan lalu lintas. "Karena pada saat terjadinya peningkatan kecepatan atau terjadinya kelancaran arus, ancaman berikutnya adalah kecelakaan menonjol yang mengakibatkan korban kecelakaan sampai meninggal dunia," tuturnya.
Untuk itu, tim urai akan melakukan patroli yang berkesinambungan di waktu-waktu tertentu. "Utamanya dari jam 12 sampai jam 6 pagi itu diharapkan dapat menekan kecepatan kendaraan yang melintas di jalan tol," tuturnya.
Dodi mengimbau kepada pemudik untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam berkendara ketika arus lancar.
Khusus pengendara di jalan tol, Dodi mengingatkan untuk memacu kendaraan maksimal hanya di 100 km per jam.
Baca juga: Arus Mudik, Lebih dari 1,5 Juta Kendaraan Diprediksi Masuk Jateng lewat Tol
"Saya ingatkan sebaiknya 100 km per jam yang paling cepat, jadi kalau memang ingin cepat sampai tujuan yang di-manage adalah mengatur waktunya, bukan mengatur kendaraannya menjadi cepat," ujarnya.
"Waktunya yang kita mundurkan sehingga masyarakat juga dapat sampai tujuan ke tempat mudik lebih aman dan lancar," tambahnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang