Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MWA UPI Umumkan 9 Calon Rektor 2025-2030, Tanpa Konspirasi

Kompas.com, 11 April 2025, 15:59 WIB
Agie Permadi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menetapkan sembilan nama bakal calon rektor UPI periode 2025-2030.

Ketua MWA UPI Komjen Pol (Purn) Drs Nanan Soekarna mengatakan sembilan bakal calon rektor UPI ini semuanya merupakan alumnus UPI.

Semua calon telah diverifikasi dan memenuhi persyaratan yang ada.

Selanjutnya, sembilan calon rektor ini akan melakukan kampanye dan publikasi opini serta paparan naskah kinerja di hadapan senat akademik.

Baca juga: UPI Masuk Daftar Universitas Terbaik Dunia Versi QS World University Rankings

"Setelah itu, akan ada penilaian oleh asesor independen dari luar, baru nanti menentukan tiga besar, baru pemilihan rektor," kata Nanan usai penetapan calon rektor di UPI, Kamis (10/4/2025).

Dalam sidang pleno yang dihadiri panitia pemilihan, anggota MWA, guru besar, perwakilan dari Kementerian Riset, Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), serta Ketua Umum Ikatan Alumni UPI, Nanan mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama membaca dan menandatangani ikrar komitmen anti-konspirasi dalam pemilihan rektor tahun ini.

"Kami sepakat tadi untuk values for value. Artinya, mementingkan nilai-nilai, mementingkan UPI ketimbang kepentingan pribadi atau yang lain," katanya.

Nanan juga berkomitmen dalam pemilihan rektor tahun ini tak ada konspirasi dan kolusi.

Baca juga: UPI Bandung Gelar Edukasi Pentingnya Makan Bergizi untuk Dukung Pemerintah

"Kami full commitment, no konspirasi. Jadi, enggak ada lagi main konspirasi, kolusi, dan sebagainya. Tapi ada standar-standar yang ditentukan. Kami akan pilih yang memang lebih baik dari standar yang ada," tuturnya.

Menurut Nanan, setiap orang dipersilakan menyampaikan pendapatnya, termasuk Civitas Akademika UPI yang bersurat ke Mendikti Saintek untuk memberikan perhatiannya dalam proses pemilihan rektor ini.

"Semua pendapat boleh saja, tapi kami ada standar, ada prosedur. Mari sama-sama ukur dengan prosedur dan standar yang ada dan sudah ikrar bersama terhadap komitmen ini, untuk sama-sama menyatukan hati kita, memilih yang terbaik, bukan karena kolusi," ucapnya.

Sementara itu, Ketua IKA UPI Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya akan mengawasi dan memastikan tak ada tindakan konspirasi dalam proses pemilihan rektor UPI ini.

"Saya menyampaikan bahwa kami terharu dan bangga, baru kali ini ada keberanian dari Ketua MWA yang menyampaikan sampai kami semua harus berikrar," ujarnya.

Menurutnya, MWA dan panitia tak akan berani menyimpang dari apa yang sudah dipersiapkan dalam pemilihan tersebut.

"Dari berbagai rumor bahwa ada dugaan konspirasi, blocking, dan sebagainya, silakan kalau berani. Sebab, saya mengenal betul, boleh dicek track record-nya, saya tahu persis," katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau