Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Nongkrong sampai Barak Militer, Siswa SMA Bogor Raih Rp 20 Juta di Lomba Defile

Kompas.com, 22 Mei 2025, 18:58 WIB
Eris Eka Jaya

Editor

KOMPAS.com - Mark Stevi Hadulu (17), siswa SMA Negeri 10 Kota Bogor, mencuri perhatian setelah bersama timnya sukses meraih peringkat dua terbaik dan juara harapan dua dalam lomba defile yang digelar pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tingkat Provinsi Jawa Barat, Selasa (20/5/2025).

Prestasi ini tak didapat dengan mudah. Mark memimpin peleton beranggotakan 30 siswa dari berbagai daerah, yang selama dua minggu digembleng di barak militer sebagai bagian dari program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Lomba defile sendiri merupakan kompetisi baris-berbaris dalam bentuk parade yang rutin diadakan untuk memperingati momentum nasional.

Menurut Mark, keberhasilan timnya tak lepas dari kekompakan dan komunikasi yang terjalin selama masa pendidikan.

Baca juga: 19 Siswa Sukabumi Hasil dari Barak Pulang dengan Bangga, KCD: Sebulan Sekali Menginap

"Kami memang sudah kompak dari awal datang. Walaupun beda-beda kota, beda-beda sekolah, tetapi kami satu barak, satu kamar, akhirnya bisa dekat satu sama lain," ujar Mark saat ditemui di Gedung Pakuan, Kota Bandung.

"Kelompok kami juga paling semangat, paling rapi," tuturnya. 

Selama pelatihan, Mark dan rekan-rekannya belajar langsung teknik baris-berbaris dari pelatih militer.

Beberapa peserta yang sudah memiliki dasar pengetahuan baris-berbaris (PBB) turut membagikan ilmunya kepada rekan satu tim.

"Beberapa ada yang sudah punya dasar, jadi kami saling ngajarin yang tahu biar kami bisa kompak. Kami murni belajar baris berbaris di sana," ungkapnya.

Baca juga: 40 Siswa Sukabumi Siap Dikirim ke Barak Militer Jilid 2, Tunggu Kuota

Total hadiah yang dibawa pulang oleh peletonnya mencapai Rp 20 juta, terdiri dari Rp 15 juta untuk peringkat dua terbaik dan Rp 5 juta untuk peringkat harapan dua.

Namun, di balik prestasinya, ada kisah pribadi yang unik.

Sering Pulang Malam

Mark mengaku mengikuti program barak militer karena kebiasaan lamanya yang sering pulang malam setelah nongkrong.

Sang orangtua pun mendaftarkannya ke pelatihan ini untuk membentuk kedisiplinan.

"Suka nongkrong di luar. Jadi, pulang sekolah nongkrong sampai malam. Tapi, saya juga ada rasa kepengin ikut, kepengin coba pengalaman baru," katanya jujur.

Menariknya, meskipun barak identik dengan kedisiplinan keras, Mark menepis anggapan adanya kekerasan dalam pelatihan.

Ia justru merasa pelatih bersikap baik dan hukuman fisik yang diberikan tetap dalam batas wajar dan mendidik.

"Enggak ada sama sekali (kekerasan). Pelatihnya baik sekali. Memang ada yang susah diatur, tetapi enggak sampai main kekerasan fisik," ucapnya.

"Paling kalau ada yang susah dibilangin suruh jalan jongkok. Tapi, di balik hukuman yang diberikan ternyata baik juga untuk kita buat fisik kita," tuturnya.

(Penulis Kontributor Bandung Kompas.com: Putra Prima Perdana)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau