BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendapatkan kunjungan dari dua pemimpin daerah pada waktu yang berbeda, yakni Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud pada Minggu (4/5/2025) dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda pada Minggu (8/6/2025).
Keduanya mendatangi kediaman pribadi orang nomor satu di Jawa Barat tersebut yang terletak di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.
Adapun kedatangan dua gubernur tersebut dalam rangka membahas kerja sama dengan tujuan meningkatkan potensi masing-masing daerah.
Lantas, apakah fenomena saling mengunjungi antar-gubernur seperti ini umum dalam politik Indonesia?
Baca juga: Bertemu Sherly Tjoanda, Dedi Mulyadi: Warga Jabar Bisa Bertani di Maluku Utara
Menurut pakar komunikasi politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Dadang Rahmat Hidayat, silaturahmi antara gubernur yang notabene elite politik dengan tujuan menjajaki kerja sama merupakan hal yang lumrah terjadi di kancah politik Indonesia.
Hal itu terlepas dari ketenaran sosok Gubernur Dedi Mulyadi yang saat ini tengah menjadi perhatian publik Tanah Air atas berbagai gebrakan-gebrakan nyeleneh dari kebijakan-kebijakannya.
"Langkah yang biasa gubernur yang mengunjungi, toh jika sebagai politisi referensi yang sifatnya positif diperlukan. Barangkali ada perbedaan dari dua gubernur, tetapi yang baik paling tidak berdiskusi," kata Dadang saat dihubungi, Selasa (9/6/2025).
Di samping itu, ia menilai safari kunjungan ini juga menjadi bukti nyata harmonisasi antar-kepala daerah yang akan memberikan efek positif bagi masing-masing sosok pemimpin tersebut.
Meskipun, sebelumnya Dedi Mulyadi sempat disindir oleh Rudy Mas'ud sebagai gubernur konten dalam rapat kerja Komisi II DPR RI dengan para gubernur yang digelar pada Selasa (29/4/2025).
Baca juga: Dedi Mulyadi Sambut Sherly Tjoanda di Lembur Pakuan, Bahas Birokrasi hingga Tukang Sate
"Jika kemudian, efek dari pertemuan tersebut memberikan dampak positif bagi keduanya ya wajar juga. Secara langsung maupun tidak langsung, positif juga kepada Dedi Mulyadi," ucapnya.
Menurutnya, saat ini Dedi Mulyadi menjadi daya tarik tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga bagi para pemimpin politik di seluruh Indonesia.
Mantan Bupati Purwakarta tersebut juga telah banyak berinteraksi dengan berbagai tokoh politik yang didokumentasikan dalam kanal YouTube pribadinya, baik sebelum maupun sesudah menjadi gubernur Jabar.
"Pola komunikasi dan gerak-gerik politik Dedi Mulyadi bahkan menjadi inspirasi dan ditiru oleh sebagian kepala daerah, baik di tingkat provinsi hingga bupati/wali kota," tutur Dadang.
Dadang mengatakan, gestur komunikasi politik semacam ini bukan hal yang baru, tetapi cara penyampaiannya melalui media sosial pribadi mereka menjadi salah satu yang cukup efektif di zaman sekarang.
Nilai positifnya adalah, safari tersebut secara tidak langsung dapat menjadi modal politik mereka ke depannya, apakah dalam pengambilan kebijakan di lingkup pemerintahan atau langkah mereka selanjutnya di belantika politik nasional.
"Komunikasi politik di dalamnya ada intensi politik, tinggal ini bisa memberikan engagement dengan masyarakat, atau yang dipimpinnya atau tidak. Nilai positif ini bisa menjadi modal politik nantinya, baik dalam mengambil kebijakan lainnya," tutur Dadang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang