Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Gubernur Kunjungi Dedi Mulyadi, Pengamat: Lumrah, Berdampak pada Citra

Kompas.com, 11 Juni 2025, 08:18 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendapatkan kunjungan dari dua pemimpin daerah pada waktu yang berbeda, yakni Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud pada Minggu (4/5/2025) dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda pada Minggu (8/6/2025).

Keduanya mendatangi kediaman pribadi orang nomor satu di Jawa Barat tersebut yang terletak di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.

Adapun kedatangan dua gubernur tersebut dalam rangka membahas kerja sama dengan tujuan meningkatkan potensi masing-masing daerah.

Lantas, apakah fenomena saling mengunjungi antar-gubernur seperti ini umum dalam politik Indonesia?

Baca juga: Bertemu Sherly Tjoanda, Dedi Mulyadi: Warga Jabar Bisa Bertani di Maluku Utara

Menurut pakar komunikasi politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Dadang Rahmat Hidayat, silaturahmi antara gubernur yang notabene elite politik dengan tujuan menjajaki kerja sama merupakan hal yang lumrah terjadi di kancah politik Indonesia.

Hal itu terlepas dari ketenaran sosok Gubernur Dedi Mulyadi yang saat ini tengah menjadi perhatian publik Tanah Air atas berbagai gebrakan-gebrakan nyeleneh dari kebijakan-kebijakannya.

"Langkah yang biasa gubernur yang mengunjungi, toh jika sebagai politisi referensi yang sifatnya positif diperlukan. Barangkali ada perbedaan dari dua gubernur, tetapi yang baik paling tidak berdiskusi," kata Dadang saat dihubungi, Selasa (9/6/2025).

Di samping itu, ia menilai safari kunjungan ini juga menjadi bukti nyata harmonisasi antar-kepala daerah yang akan memberikan efek positif bagi masing-masing sosok pemimpin tersebut.

Meskipun, sebelumnya Dedi Mulyadi sempat disindir oleh Rudy Mas'ud sebagai gubernur konten dalam rapat kerja Komisi II DPR RI dengan para gubernur yang digelar pada Selasa (29/4/2025).

Baca juga: Dedi Mulyadi Sambut Sherly Tjoanda di Lembur Pakuan, Bahas Birokrasi hingga Tukang Sate

"Jika kemudian, efek dari pertemuan tersebut memberikan dampak positif bagi keduanya ya wajar juga. Secara langsung maupun tidak langsung, positif juga kepada Dedi Mulyadi," ucapnya.

Menurutnya, saat ini Dedi Mulyadi menjadi daya tarik tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga bagi para pemimpin politik di seluruh Indonesia.

Mantan Bupati Purwakarta tersebut juga telah banyak berinteraksi dengan berbagai tokoh politik yang didokumentasikan dalam kanal YouTube pribadinya, baik sebelum maupun sesudah menjadi gubernur Jabar.

"Pola komunikasi dan gerak-gerik politik Dedi Mulyadi bahkan menjadi inspirasi dan ditiru oleh sebagian kepala daerah, baik di tingkat provinsi hingga bupati/wali kota," tutur Dadang.

Dadang mengatakan, gestur komunikasi politik semacam ini bukan hal yang baru, tetapi cara penyampaiannya melalui media sosial pribadi mereka menjadi salah satu yang cukup efektif di zaman sekarang.

Nilai positifnya adalah, safari tersebut secara tidak langsung dapat menjadi modal politik mereka ke depannya, apakah dalam pengambilan kebijakan di lingkup pemerintahan atau langkah mereka selanjutnya di belantika politik nasional.

"Komunikasi politik di dalamnya ada intensi politik, tinggal ini bisa memberikan engagement dengan masyarakat, atau yang dipimpinnya atau tidak. Nilai positif ini bisa menjadi modal politik nantinya, baik dalam mengambil kebijakan lainnya," tutur Dadang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau