Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Buatkan Sambal untuk Didit Prabowo: Dari Cengek, Garam, hingga Filosofi Hidup Orang Sunda

Kompas.com, 19 Juni 2025, 16:49 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kedatangan tamu spesial di kediamannya di Lembur Pakuan, Subang, Kamis (19/6/2025).

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Prabowo, berkunjung bersama artis Happy Salma dalam rangka riset buku bertema silat dan kuliner tradisional Nusantara.

Momen tersebut diwarnai obrolan hangat dan santai seputar sambal—menu pelengkap yang lekat dengan masyarakat Sunda.

Baca juga: Mengeluh ke Dedi Mulyadi, Orangtua di Pangandaran Sebut Bayi Mereka Meninggal karena Telat Ditangani

Tak sekadar membahas, Dedi Mulyadi bahkan langsung turun tangan membuatkan sambal untuk Didit dan Happy Salma.

“Jadi gini, sambal itu sebenarnya cerita tentang bagaimana kreatifnya kaum ibu di Jawa Barat. Cermin dari kemiskinan juga bisa dilihat dari sambal,” ujar Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, Kamis.

Menurut Dedi, dari bahan sederhana seperti cengek (cabai rawit) dan garam saja, masyarakat Sunda sudah bisa menciptakan sambal yang nikmat—disebut sambal goang. Jika ditambah bawang, jadilah sambal bledag. Tambahkan terasi, maka berubah menjadi sambal terasi.

“Makanan Indonesia itu lahir dari keprihatinan. Dari keadaan, dari kemiskinan. Dari bahan baku yang sangat terbatas,” ujarnya sambil mengulek sambal.

Didit terlihat antusias dan tak segan mencoba sambal buatan Dedi, lengkap dengan ulen (uli) dan pepes ikan. Bahkan, sambal racikan Dedi langsung menjadi menu makan siang saat itu.

Sambal, silat, dan uli: catatan budaya dari Lembur Pakuan

Kepada Kompas.com, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa kunjungan Didit dan Happy Salma merupakan bagian dari proyek penulisan buku tentang silat dan kuliner. Dalam sesi tersebut, Dedi diminta menjelaskan filosofi sambal khas Jawa Barat.

"Saya cerita tentang sejarah sambal, dan sambil bercerita, sambalnya dibikinkan langsung. Dicoba, ternyata enak. Akhirnya sambal itu jadi menu makan siang hari itu,” kata Dedi via telepon, Kamis.

Menu yang disajikan sederhana namun sarat makna: sangu (nasi), sambal, pepes lauk (ikan), dan ulen yang dicocol ke sambal.

“Mas Didit sangat suka ulen. Ulen sama sambal kita cocok banget. Sederhana tapi ngangenin,” tambah Dedi.

Obrolan mereka tak hanya soal rasa, tapi juga nilai-nilai budaya di balik makanan tradisional.

Dedi menyebut bahwa dapur dalam budaya Sunda disebut pawon, dan bumbu disebut samara. Dari situ lahir istilah samara pawon, filosofi hidup yang erat dengan kearifan lokal.

Bukan sekadar sambal

Tak hanya menyentuh lidah, sambal yang dibuat Dedi Mulyadi juga menyentuh sisi filosofis kehidupan. Dalam unggahan videonya, ia menyampaikan bahwa sambal bukan sekadar pelengkap makanan, tapi juga cerminan rasa syukur.

Baca juga: Kasino Tersembunyi di Bandung: Farhan Ungkap Akses Berlapis, Dedi Mulyadi Apresiasi Polisi

“Orang Sunda makan apa pun, seenak apa pun, tetap butuh sambal. Karena yang dicari itu rasa. Rasa itu bukan cuma soal lidah, tapi juga soal hati,” katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau