BOGOR, KOMPAS.com - Pencarian Oden Sumantri (47), sopir Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang hilang akibat longsor dan banjir di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat, masih belum membuahkan hasil hingga hari ketiga atau Senin (7/7/2025).
"Untuk hari ini hasilnya masih nihil. Kami membagi pencarian menjadi dua sektor, satu menyisir lokasi longsor dan satu lagi menyusuri bantaran sungai sekitar 4 sampai 5 kilometer," kata Rizki, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Jakarta, saat ditemui di lokasi pencarian.
Rizki mengatakan, tim SAR gabungan yang berjumlah sekitar 50 orang telah dikerahkan sejak hari pertama.
Mereka terus bekerja sejak pagi menyusuri area longsoran di Kampung Ciletuh, Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung.
Baca juga: Banjir dan Longsor di Puncak Bogor, 3 Korban Tewas Dievakuasi, 1 Masih Dicari
Adapun berbagai metode digunakan untuk mempercepat pencarian, termasuk alat pompa alkon guna mengurai material yang memenuhi kolam pemancingan tempat korban terakhir terlihat.
Selain itu, pengamatan visual dari darat serta pemantauan menggunakan drone untuk melihat aliran sungai dari atas.
Namun, hingga hari ketiga ini, korban belum juga ditemukan.
Bahkan, tak ditemukan barang milik korban ataupun petunjuk lain di lapangan.
Baca juga: Oden, Sopir Kemendagri, Ternyata Korban Longsor yang Hilang di Puncak Bogor
Meski begitu, tim SAR masih terus berupaya menyisir aliran sungai dengan memeriksa area bebatuan besar yang bisa menjadi tempat kemungkinan korban tersangkut.
"Kami belum menemukan apa pun karena korban hanya membawa barang pribadi saat memancing. Belum ada tanda-tanda sejauh ini," ujar anggota Basarnas ini.
Dia menuturkan, faktor penyebab korban belum ditemukan adalah kondisi cuaca dan medan yang menjadi tantangan utama dalam proses pencarian.
Menurut Rizki, tim tidak bisa memprediksi cuaca di bagian hulu yang sewaktu-waktu bisa menyebabkan air naik, terlebih Bogor hingga malam ini masih hujan.
"Selain itu, medan sungai dipenuhi batu-batu besar yang menyulitkan pencarian. Keselamatan tim tentu juga harus menjadi prioritas. Maka dari itu, pencarian kami akhiri dan akan dilanjutkan besok," ucapnya.
Berdasarkan analisis tim, korban sempat diperingatkan untuk menjauh karena debit air sungai Ciesek meningkat.
Namun, ia tetap berada di tepi kolam pemancingan sebelum akhirnya terjatuh dan kemungkinan terbawa arus deras.
Baca juga: 18 Kecamatan Terdampak Banjir dan Longsor di Puncak Bogor, 3 Orang Tewas
Longsor yang terjadi pada Sabtu sore menyebabkan tebing di belakang kolam pemancingan runtuh dan diduga menyeret korban ke dalam aliran sungai.
Karena itu, kemungkinan besar korban hanyut usai tertimpa tebing di belakang kolam pemancingan.
"Pas hujan Sabtu sore itu, debit sungai naik sangat tinggi, arusnya deras sekali. Apalagi setelah ia terjatuh (kena longsor), kolam pemancingan jebol dan airnya ikut menyeret material longsoran. Kami terus berupaya mencari dan akan melanjutkannya esok hari," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, isak tangis keluarga menyelimuti area pemancingan atau lokasi longsor di Puncak, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/7/2025).
Di tengah pencarian yang memasuki hari ketiga, satu per satu anggota keluarga berdatangan.
Mereka berharap ada kejelasan tentang nasib Oden Sumantri (47), pria yang hilang tertimpa longsor lalu terseret arus Sungai Ciesek, anak Sungai Ciliwung.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir pegawai Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu menjadi korban bencana longsor saat sedang memancing di Kampung Ciletuh, Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Sabtu (5/7/2025) sore.
"Dia ke sini nganterin orang kantor yang mau liburan. Mobilnya diparkir, terus dia mancing kayak biasanya sambil sekalian nunggu rombongan (pegawai) selesai wisata," kata kakak korban, Teti Kusmiati (48), kepada Kompas.com, Senin.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang