Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ketiga Pencarian, Sopir Kemendagri yang Hilang Saat Longsor dan Banjir di Puncak Belum Ditemukan

Kompas.com, 8 Juli 2025, 05:57 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pencarian Oden Sumantri (47), sopir Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang hilang akibat longsor dan banjir di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat, masih belum membuahkan hasil hingga hari ketiga atau Senin (7/7/2025).

"Untuk hari ini hasilnya masih nihil. Kami membagi pencarian menjadi dua sektor, satu menyisir lokasi longsor dan satu lagi menyusuri bantaran sungai sekitar 4 sampai 5 kilometer," kata Rizki, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Jakarta, saat ditemui di lokasi pencarian.

Rizki mengatakan, tim SAR gabungan yang berjumlah sekitar 50 orang telah dikerahkan sejak hari pertama.

Mereka terus bekerja sejak pagi menyusuri area longsoran di Kampung Ciletuh, Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung.

Baca juga: Banjir dan Longsor di Puncak Bogor, 3 Korban Tewas Dievakuasi, 1 Masih Dicari

Adapun berbagai metode digunakan untuk mempercepat pencarian, termasuk alat pompa alkon guna mengurai material yang memenuhi kolam pemancingan tempat korban terakhir terlihat.

Selain itu, pengamatan visual dari darat serta pemantauan menggunakan drone untuk melihat aliran sungai dari atas.

Namun, hingga hari ketiga ini, korban belum juga ditemukan.

Bahkan, tak ditemukan barang milik korban ataupun petunjuk lain di lapangan.

Baca juga: Oden, Sopir Kemendagri, Ternyata Korban Longsor yang Hilang di Puncak Bogor

Meski begitu, tim SAR masih terus berupaya menyisir aliran sungai dengan memeriksa area bebatuan besar yang bisa menjadi tempat kemungkinan korban tersangkut.

"Kami belum menemukan apa pun karena korban hanya membawa barang pribadi saat memancing. Belum ada tanda-tanda sejauh ini," ujar anggota Basarnas ini.

Dia menuturkan, faktor penyebab korban belum ditemukan adalah kondisi cuaca dan medan yang menjadi tantangan utama dalam proses pencarian.

Menurut Rizki, tim tidak bisa memprediksi cuaca di bagian hulu yang sewaktu-waktu bisa menyebabkan air naik, terlebih Bogor hingga malam ini masih hujan.

"Selain itu, medan sungai dipenuhi batu-batu besar yang menyulitkan pencarian. Keselamatan tim tentu juga harus menjadi prioritas. Maka dari itu, pencarian kami akhiri dan akan dilanjutkan besok," ucapnya.

Berdasarkan analisis tim, korban sempat diperingatkan untuk menjauh karena debit air sungai Ciesek meningkat.

Namun, ia tetap berada di tepi kolam pemancingan sebelum akhirnya terjatuh dan kemungkinan terbawa arus deras.

Baca juga: 18 Kecamatan Terdampak Banjir dan Longsor di Puncak Bogor, 3 Orang Tewas

Longsor yang terjadi pada Sabtu sore menyebabkan tebing di belakang kolam pemancingan runtuh dan diduga menyeret korban ke dalam aliran sungai.

Karena itu, kemungkinan besar korban hanyut usai tertimpa tebing di belakang kolam pemancingan.

"Pas hujan Sabtu sore itu, debit sungai naik sangat tinggi, arusnya deras sekali. Apalagi setelah ia terjatuh (kena longsor), kolam pemancingan jebol dan airnya ikut menyeret material longsoran. Kami terus berupaya mencari dan akan melanjutkannya esok hari," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, isak tangis keluarga menyelimuti area pemancingan atau lokasi longsor di Puncak, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/7/2025).

Di tengah pencarian yang memasuki hari ketiga, satu per satu anggota keluarga berdatangan.

Mereka berharap ada kejelasan tentang nasib Oden Sumantri (47), pria yang hilang tertimpa longsor lalu terseret arus Sungai Ciesek, anak Sungai Ciliwung.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir pegawai Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu menjadi korban bencana longsor saat sedang memancing di Kampung Ciletuh, Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Sabtu (5/7/2025) sore.

"Dia ke sini nganterin orang kantor yang mau liburan. Mobilnya diparkir, terus dia mancing kayak biasanya sambil sekalian nunggu rombongan (pegawai) selesai wisata," kata kakak korban, Teti Kusmiati (48), kepada Kompas.com, Senin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau