BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Universitas Kristen (UK) Maranatha resmi bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menangani permasalahan permukiman.
Kerja sama ini diungkapkan dalam peresmian kampus baru UK Maranatha di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan Pemkot Bandung telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan jurusan Arsitektur UK Maranatha.
Kolaborasi ini bertujuan melibatkan perguruan tinggi dalam mencari solusi berbagai persoalan di Kota Bandung, khususnya di sektor permukiman.
“Kita akan melibatkan kampus ini, khususnya jurusan arsitektur, menyelesaikan permasalahan rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Kota Bandung yang masih sangat banyak,” kata Farhan, Selasa (5/8/2025).
Rektor Universitas Kristen Maranatha, Prof Frans Umbu Datta, mengungkapkan Maranatha kini memiliki kampus baru, berada di Bandung Barat.
Baca juga: Ada sejak 1930, Jam Gereja Maranatha Pangkalpinang Kembali Berdentang
kampus baru ini sebelumnya sempat terbengkalai sejak pandemi Covid 19. Setelah pembangunan diselesaikan, kini kampus tersebut siap beroperasi.
“Kita menerima penyerahan bangunan megah dari Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha ke Universitas Kristen Maranatha,” ujar Frans.
Kampus yang didominasi warna abu-abu ini berdiri di atas lahan seluas 35 ribu meter persegi. Saat ini, baru sekitar 5.000 meter persegi yang dimanfaatkan untuk bangunan utama.
Saat ini, kampus baru UK Maranatha baru mengoperasikan dua jurusan unggulan, yakni Bioteknologi di bawah Fakultas Kedokteran dan Arsitektur di bawah Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif.
“Jurusan arsitektur kami ini bukan di bawah nomenklatur Teknik Arsitektur, tapi di ranah seni dan desain. Makanya di bawah fakultas tersebut. Kami juga punya prodi lain yang tidak banyak dimiliki kampus lain, seperti fashion design,” jelas Frans.
Jumlah mahasiswa pada kedua jurusan itu dibatasi karena orientasi pendidikan difokuskan pada kualitas, bukan kuantitas.
“Untuk arsitektur hanya 12 orang, maksimal 28 orang untuk satu angkatan. Karena ruang gambar hanya muat untuk 12 orang. Orientasi kami bukan mencari mahasiswa sebanyak mungkin, tapi memberikan yang terbaik untuk mahasiswa kami,” tutur Frans.
Selain siap bekerja, lulusan kampus ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru.
“Nantinya mahasiswa yang lulus dari jurusan ini, bukan siap untuk bekerja saja tapi lebih dari itu, justru siap menciptakan lapangan pekerjaan,” imbuh Frans.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang