BOGOR, KOMPAS.com - Satu bulan setelah peresmian, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, tampak sepi dan belum beroperasi secara maksimal sesuai tujuan awalnya dibentuk.
Sejumlah unit layanan, seperti toko sembako, klinik apotek, gerai pupuk sarana pertanian, hingga layanan simpan pinjam, belum berjalan maksimal sebagaimana mestinya.
Kompas.com datang langsung ke lokasi pada Kamis (21/8/2025), aktivitas hanya terlihat dari empat orang pengelola yang berjaga.
Toko sembako memang buka, tetapi barang-barang yang ada di rak terlihat sedikit. Tiga rak yang berjejer itu justru lebih banyak yang kosong.
Baca juga: Baru Diresmikan, Koperasi Merah Putih di Semarang Diimbau Tak Jalankan Usaha Simpan Pinjam
Kondisi lain terlihat di unit layanan kesehatan. Klinik apotek tampak tertutup dengan pintu terkunci dan tanpa aktivitas tenaga medis.
Kursi tunggu kosong, tak ada dokter maupun perawat yang berjaga.
Klinik ini bahkan belum pernah beroperasi maksimal sejak awal diresmikan.
Sejak siang, hanya satu warga yang datang untuk membeli pupuk.
Kondisi Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/8/2025) tampak sepi dan belum beroperasi sesuai tujuan awalnya dibentuk.Selain kios unit layanan klinik yang tutup, kios pangkalan LPG atau penjualan gas melon tabung 3 kg juga tutup.
Sebab, hanya tabung yang tersedia, sedangkan gas tidak terisi.
Selama itu pula, hanya satu warga yang terlihat datang ke gerai pupuk sarpras pertanian.
Baca juga: Bawa 2 Agenda, Menkomdigi Meutya Hafid Datangi Koperasi Merah Putih di Malang
Salah satu pengelola Kopdes ini mengakui, tak ada warga yang datang hingga barang terbatas karena tidak ada modal untuk melengkapi produk.
Bahkan, sosialisasi pun diakuinya kurang.
Padahal, saat peresmian Kopdes Merah Putih di Hambalang pada Juli 2025 lalu, pemerintah menyebut koperasi desa ini akan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat.
Kopdes didesain memiliki berbagai unit layanan, mulai dari toko sembako, klinik kesehatan, gerai pupuk, simpan pinjam, hingga distribusi hasil pertanian warga.