Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN: Paparan Radioaktif di Cikande Tak Berdampak Selama Warga di Luar Pagar

Kompas.com, 3 Oktober 2025, 16:07 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan, paparan radioaktif di kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, tidak berdampak langsung kepada masyarakat, selama warga tidak memasuki area berpagar.

"Selama berada di luar pagar pengaman dan mengikuti arahan, tingkat paparan sangat rendah sehingga tidak menimbulkan gejala," ungkap Prof Djarot S Wisnubroto, Peneliti Ahli Utama Riset Tenaga Nuklir, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/10/2025) malam.

Ia menjelaskan, paparan tinggi dalam waktu singkat dapat menyebabkan gejala awal seperti mual, kelelahan, atau penurunan sel darah putih, yang dapat terjadi jika seseorang berada sangat dekat dengan titik panas (hotspot) tanpa perlindungan.

"Pada paparan tinggi dalam waktu singkat ini, jika terjadi di sangat dekat hotspot tanpa pelindung, gejala dini bisa berupa mual, kelelahan, atau penurunan sel darah putih," tambahnya.

Baca juga: Melihat Lokasi Sumber Lokal Radioaktif CS-137 di Cikande, Berdampingan dengan Permukiman

Djarot mengingatkan, paparan rendah dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker, sehingga kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia perlu mendapatkan perlindungan yang lebih.

Ia menegaskan, pemerintah dan instansi terkait telah menetapkan pagar pembatas berdasarkan hasil pengukuran dosis, sehingga masyarakat dinilai aman.

"Ini isu terlokalisasi dan terkendali. Ikuti pagar pengaman, jangan menyentuh scrap, dan tunggu informasi resmi. Risiko untuk publik sangat rendah selama tidak masuk zona kerja. Penanganan dilakukan oleh tim berizin dengan prosedur baku: amankan area, peta radiasi, angkat sumber, bersihkan, dan verifikasi," jelas Djarot.

Sumber radioaktif di Cikande, menurut Djarot, berasal dari fragmen kecil seperti peralatan industri atau rongsokan logam yang terbawa ke lokasi tertentu.

Baca juga: Dekat Pabrik Radioaktif CS-137, Warga Cikande Pilih Bertahan Meski Khawatir

Masyarakat Tak Perlu Cemas

Ia menekankan, masyarakat tidak perlu cemas karena paparan ini bukan gas yang dapat menyebar ke seluruh kota.

"Masyarakat cukup menghindari area berpagar, jangan menyentuh scrap atau benda mencurigakan, dan ikuti arahan petugas. Tidak perlu mengungsi kecuali ada instruksi resmi. Masker tidak diperlukan untuk radiasi gamma; masker (lebih baik N95) hanya berguna bila ada debu di area kerja agar debu terkontaminasi tidak terhirup," ucapnya.

Djarot menambahkan, warga sebenarnya bisa memeriksa paparan radioaktif menggunakan alat Geiger Counter yang relatif murah.

Namun, ia menekankan agar hal itu tidak dilakukan sendiri di lokasi kejadian karena berisiko menghasilkan data yang tidak akurat.

"Pengukuran harus akurat, terkalibrasi, dan dibaca oleh petugas berlisensi agar hasilnya tidak menyesatkan. Cara paling aman adalah melaporkan ke pemerintah daerah atau BAPETEN/BRIN, biarkan tim berizin yang memetakan dan mengumumkan hasilnya," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau