Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Macet Parah, Warga Puncak Bogor Ungkap Penderitaannya: Macetnya "Gak" Masuk Akal

Kompas.com - 25/04/2023, 11:38 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kemacetan parah terjadi di sepanjang Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada musim libur panjang Lebaran 24-25 April 2023.

Kemacetan itu terjadi mulai dari arah atas Puncak Pass, Cianjur mengular hingga ke bawah Bogor atau arah ke Jakarta. Kemacetan parah terjadi selama 24 jam lamanya.

Warga lokal Puncak Bogor merasakan dampak langsung dari kemacetan tersebut. Harry Prasetyo (30) menyaksikan kemacetan panjang hingga berganti hari.

Baca juga: Lalu Lintas di Puncak Bogor Tak Bergerak hingga Dini Hari, Pengendara Chaos, Polisi Dikritik

Pagi, malam hingga dini hari pemandangan Puncak layaknya ibu kota. Kendaraan roda dua dan empat merayap, ada di mana-mana. Puncak kehilangan keasriannya.

Laju roda dua dan empat itu bahkan tersendat tak bisa bergerak sedikitpun. Kondisi itu jadi pemandangan bagi warga lokal.

"Dari jam 8 pagi kemarin itu sudah macet sampai dini hari itu masih ada," ujar Tyo, sapaan akrabnya kepada Kompas.com.

Tyo mengatakan, kemacetan yang disaksikannya itu berada di titik Tugu Selatan sebelum Gunung Mas, Kebun Teh.

Macet dimulai dari wilayah Cisarua sampai Megamendung Gunung Mas, atau dari Kebun Teh menuju Taman Safari.

Sebagai warga lokal di situ, Tyo mengaku sangat terdampak kemacetan tersebut. Tyo berangkat dari Kota Bogor menuju rumah orangtuanya di Cisarua sejak hari H Lebaran.

Baca juga: Terjebak Macet akibat Banyak Wisatawan di Puncak Bogor, Pemudik Lokal Ini Mengeluh Tekor Uang Bensin

Ia hendak bersilaturahmi merayakan Lebaran dengan orangtuanya, sembari menikmati liburan masa kecilnya.

Namun, harapannya tak sesuai, ia terjebak kemacetan hingga tak bisa bergerak ke mana-mana.

"Kita juga jadinya seharian aja di rumah, kalau kepepet amat ya terpaksa ikut macet-macetan. Demi menghindari macet itu, akhirnya kita memilih di rumah saja lah (seharian)," ungkapnya.

Selain itu, ketika warga sekitar punya kebutuhan sehari-hari seperti pergi ke pasar, otomatis terganggu. Buat belanja belanja ke pasar akhirnya menempuh waktu berjam-jam. Normalnya hanya beberapa menit saja.

Baca juga: 50.000 Kendaraan Masuk Puncak Bogor, Ini 5 Titik Macetnya

"Terus buat yang sakit, itu kan mereka sangat butuh untuk berobat atau segala macamnya. Kalau misalkan ada yg sakit otomatis kita harus ke luar dong. Macet kayak tadi otomatis gak bisa memanggil dokter dan datang ke sini, atau akhirnya kita ke rumah sakit, tapi jadi serba susah," imbuhnya.

Tyo mengaku heran dengan orang-orang yang berwisata ke kampung halamannya di Puncak Bogor. Sebab, semakin banyak yang datang, kemacetan semakin tidak masuk akal.

"Soalnya dari Senin pagi itu jalur ke atas terus (kendaraan naik dari arah Jakarta) Biasanya kan jalur ke atas itu sampai siang aja. Sore itu jalur ke bawah. Tapi tadi di titik ini, gak ke bawah-bawah. Jadi pada ke atas semua sampai malam. Jadi mulai hari ini mending gausah ke Puncak dulu, macetnya gak masuk akal," terangnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Jabar Sebut 'Tagline' Pilgub Jabar 2024 Inisiatif Budaya-Demokrasi

KPU Jabar Sebut "Tagline" Pilgub Jabar 2024 Inisiatif Budaya-Demokrasi

Bandung
Lembah Cilengkrang di Kuningan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Cilengkrang di Kuningan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Polisi Bantah Tolak Laporan Keluarga Korban yang Tewas Ditabrak Oknum Brimob

Polisi Bantah Tolak Laporan Keluarga Korban yang Tewas Ditabrak Oknum Brimob

Bandung
Sopir Katering yang Dihajar Prajurit TNI Minta Maaf dan Cium Tangan Pelaku

Sopir Katering yang Dihajar Prajurit TNI Minta Maaf dan Cium Tangan Pelaku

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper, Pelaku Ucapkan Belasungkawa dan Ajak Ngobrol Keluarga Korban

Kasus Mayat Dalam Koper, Pelaku Ucapkan Belasungkawa dan Ajak Ngobrol Keluarga Korban

Bandung
Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Kembali Demo, Tuntut Manajemen Bayarkan Haknya

Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Kembali Demo, Tuntut Manajemen Bayarkan Haknya

Bandung
Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Bandung
Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Bandung
Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Bandung
Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Bandung
Titik Terang Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga: Semoga Pelaku Dihukum Berat

Titik Terang Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga: Semoga Pelaku Dihukum Berat

Bandung
Kisah Relawan Tagana, 4 Bulan Tinggalkan Keluarga Bantu Penyintas Gempa Cianjur

Kisah Relawan Tagana, 4 Bulan Tinggalkan Keluarga Bantu Penyintas Gempa Cianjur

Bandung
Terungkap, Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Suami Korban: Semua Menduga Saya Pelakunya

Terungkap, Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Suami Korban: Semua Menduga Saya Pelakunya

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com