Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Cianjur Dijuluki Kota Tauco?

Kompas.com - 23/10/2023, 22:07 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kabupaten Cianjur adalah sebuah wilayah administratif di Jawa Barat yang dijuluki sebagai Kota Tauco.

Julukan Kota Tauco yang disematkan kepada Kabupaten Cianjur karena wilayah ini banyak terdapat industri pembuatan tauco.

Bahkan tauco sudah menjadi salah satu oleh-oleh khas Kabupaten Cianjur yang kerap diburu wisatawan.

Baca juga: Mengapa Ciamis Dijuluki Kota Manis?

Dilansir dari Kompas.com, tauco masuk ke daerah Cianjur sejak abad 19 pada tahun 1880, yang dibawa oleh seorang pedagang asal Tiongkok bernama Tan Kei Hian.

Awal sebutan tauco sendiri adalah “tao tsioe”, yang mengalami perubahan pelafalan setelah masuk ke daerah Cianjur.

Baca juga: Mengapa Karawang Dijuluki Kota Pangkal Perjuangan?

Tauco adalah hasil fermentasi kedelai berbentuk pasta yang memiliki aroma yang kuat.

Rasa tauco yang agak asin, asam, dan segar membuatnya kerap digunakan sebagai penyedap dalam beberapa masakan.

Baca juga: Mengapa Garut Dijuluki Kota Domba?

Beberapa kuliner yang menggunakan tauco adalah geco, sambal, tauco atau pecel tauco.

Di Kabupaten Cianjur sendiri kebanyakan industri tauco masih menggunakan cara tradisional untuk membuatnya.

Salah satunya dilakukan pada pembuatan tauco cap Meong yang diproduksi Nyonya Tasma, tauco khas Cianjur yang paling legendaris karena mampu eksis selama ratusan tahun.

Cara pengolahan yang digunakan masih sangat tradisional, termasuk alat-alat atau perkakas yang dipergunakannya.

Stefany Tasma (27), salah satu generasi penerus produksi tauco Cap Meong Nyonya Tasma menjelaskan bahwa hingga saat ini, ia tetap mempertahankan cara pengolahan atau proses produksi demi menjaga orisinalitas dan cita rasa produk.

Produksi yang dilakukan masih menggunakan guci-guci yang telah menjadi saksi sejarah perjalanan bisnis keluarganya untuk mempertahankan cara pengolahan tradisional yang diwariskan secara turun temurun.

“Informasi dari ayah saya dan keluarga, guci ini dulu dibawa langsung dari Tiongkok. Dulu jumlahnya banyak, ratusan, sekarang berkurang karena beberapa ada yang hilang. Umurnya yah seusia usaha ini, sekitar seratus tahunan,” terang dia.

Guci-guci yang berfungsi sebagai wadah fermentasi kacang kedelai yang digunakan saat ini, adalah guci yang sama saat Babah Tasma dan sang istri, Nyonya Tasma, memulai bisnis itu ratusan tahun silam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com