Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pleno Rekapitulasi KPU Kuningan Didemo Warga, Sempat Skors Tata Tertib

Kompas.com - 29/02/2024, 14:45 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

KUNINGAN, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menolak pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat KPU Kabupaten Kuningan, Kamis (29/2/2024).

Mereka menuntut proses rekapitulasi ditunda sementara, dan mendahulukan penyelesaian beberapa dugaan pelanggaran pemilu.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan di Jalan Raya Sangkanurip, Desa Sangkanurip, Kecamatan Cigandamekar, ini mengundang perhatian warga. Mereka berorasi di depan gedung hotel yang dijadikan tempat penghitungan perolehan suara.

Baca juga: Kantor Camat Manggelewa di Dompu Ludes Terbakar, Camat: Logistik Pemilu Sudah Digeser

Dalam orasinya, peserta aksi atas nama Koalisi Rakyat Kuningan Anti Penindasan (Korakap) mengatakan, KPU dan Bawaslu Kabupaten Kuningan sebaiknya menunda sementara proses pleno rekapitulasi tingkat Kabupaten.

"Tolong dengarkan aspirasi kami, Pak. KPU dan Bawaslu dari komisioner, kami meminta pleno penghitungan suara ini ditunda, ditunda secepatnya, tolong," kata Dadang dalam orasinya.

Baca juga: Ular Sanca Pemangsa Ternak di Kuningan Tertangkap, Warga Tepuk Tangan

Tuntutan ini, sambung Dadang, didasari banyaknya pelanggaran pemilu yang sedang ditangani Bawaslu. Dadang ingin pelanggaran itu didahulukan diselesaikan sebelum melangkah pada proses pleno.

Beberapa di antaranya, soal dugaan pelanggaran serangan fajar, kehilangan C Hasil TPS 04 Ciporang, dan pelanggaran lainnya.

Dia menilai, pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada pemilu 2024 ini, menunjukkan pelaksanaan pemilu tidak berjalan baik.

Aksi ini ditanggapi sejumlah anggota KPU, Bawaslu, dan kepolisian. Polres Kuningan juga menyiagakan sejumlah personel selama proses rekapitulasi berlangsung.

Usai pertemuan, Dadang menegaskan, pihaknya akan terus memantau proses pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat KPU. Dadang bahkan mengancam akan melakukan aksi yang lebih banyak lagi agar dugaan dugaan pelanggaran dapat didahulukan.

Ketua KPU Kabupaten Kuningan, Asep Budi Hartono, menyampaikan rapat pleno rekapitulasi sempat diskorsing selama lima menit. Namun, skorsing waktu itu bukan karena unjuk rasa, tapi pemberian dokumen tata tertib untuk seluruh peserta pleno.

Unjuk rasa yang dilakukan beberapa pihak, tidak menggangu proses dan berjalannya rekapitulasi KPU.

"Teman-teman juga dengar, saya skorsing lima menit untuk pembagian tata tertib rekapitulasi. Bukan karena unjuk rasa, tidak ada, tidak ada gangguan dari unjuk rasa," ungkap Asep saat ditanya Kompas.com di sesi skorsing.

Asep menjelaskan, KPU harus menjalankan amanat Undang-Undang yang sudah menetapkan jadwal pleno rekapitulasi tingkat kabupaten. Hal ini tidak akan berubah karena ada unjuk rasa atau hal lain, kecuali hal-hal kedaruratan.

Pihaknya juga menghargai aspirasi tiap warga untuk berunjuk rasa. Bahkan salah satu komisioner, sudah menemui dan menerima aspirasi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Bandung
Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Bandung
Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Bandung
Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Bandung
OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai "Airsoft Gun"

Bandung
Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Bandung
Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Bandung
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Bandung
Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Bandung
Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada 'Tour Guide' Gratis

Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada "Tour Guide" Gratis

Bandung
21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com