Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Perundungan Bocah 13 Tahun di Cirebon, Korban Dipukuli 9 Terduga Pelaku Selama Berjam-jam

Kompas.com - 09/03/2024, 07:47 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - AES (13), siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang menjadi korban perundungan.

Selama berjam-jam, korban dianiaya oleh sembilan terduga pelaku yang usianya antara 10 tahun hingga 16 tahun.

Video perundungan yang dialami AES, viral di media sosial. Total ada lima video yang beredar yang direkam oleh salah satu terduga pelaku.

Dalam video terekam jelas suara perekam yang meminta seluruh anak di lokasi itu ikut serta memukuli korban.

Oleh para pelaku, korban yang seorang diri ditendang, dipukuli dan dibanting hingga korban tersungkur serta mengerang kesakitan.

Walau korban kesakitan, para pelaku terus memukuli korban sambil berjoget di tengah dentuman musik.

Baca juga: Video Viral Perundungan Anak di Cirebon, Korban Dikeroyok hingga Merintih Kesakitan

Dipukuli selama berjam-jam

Endang, ibu AES mengatakan dalam satu hari, anaknya dipukuli sebanyak dua kali pada Senin (4/3/2024) yakni pada pagi hari dan sore.

Menurut Endang, video yang viral di media sosial itu adalah pemukulan yang kedua. Kepada sang ibu, AES mengaku dipukuli selama dua jam oleh para pelaku.

"Sore hari Senin (4/3/2024), itu katanya 2 jam dipukuli sampai jam 6 sore," ujar Endang.

"Lokasinya di kuburan biru (pemukulan kedua), tapi enggak ada video pemukulannya, adanya yang sore itu yang viral sekarang (selama 2 jam pemukulan)," kata Endang, Kamis (7/3/2024).

Sementara itu ayah korban, Cahyadi bercerita anaknya sempat pamit pergi ke rumah sang bibi setelah kejadian perundungan pertama.

Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Indriana di Cirebon Ungkap Rencana Devara dkk Buang Mayat

Namun saat tiba di rumah sang bibi, AES kembali menerima pesan Whatsapp dari temannya untuk datang kembali di lokasi.

Ia pun datang ke lokasi dan kembali dianiaya oleh para pelaku. Saat malam hari, AES dipukuli hingga jam 11 malam atau sekitar tiga jam.

"Anak saya nurut dan katanya dipukulin lagi sampai jam 11 malam. Itu berarti dua kali, selama 3 jam kalau pemukulan malam," ujar Cahyadi.

Cahyadi mengaku tak tahu langsung kondisi sang anak. Ia dan istri tahu dua hari setelah kejadian saat diberi tahu guru kelas AES.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com