Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ungkap Kasus Tepung Terigu Palsu di Cianjur, Beredar di Jabar dan Jateng

Kompas.com, 6 November 2024, 13:32 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Polisi berhasil mengungkap kasus tepung terigu palsu di Cianjur, Jawa Barat (Jabar).

Wadirkrimsus Polda Jabar, AKBP Maruly Pardede mengatakan, pelaku membeli tepung terigu murah kemudian mengganti kemasannya dengan kemasan tepung terigu dari merek terkenal yang harganya lebih mahal.

Pelaku mendapat karung terigu merek terkenal itu dengan cara membelinya di toko kue seharga Rp 3.000. Kemudian dia membeli barcode bekas dengan harga Rp 7.000 per lembar.

"Pelaku melakukan penggantian kemasan dengan terigu kualitas tinggi. Mereka mendapat keuntungan bervariasi, mulai dari Rp 30.000 sampai Rp 50.000 per karung," kata Maruly, Rabu (6/11/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Maruly menyampaikan, pelaku telah melakukan aksinya selama tiga tahun. Tepung terigu dengan kemasan palsu itu dijual di berbagai daerah di Jabar dan Jawa Tengah (Jateng).

Baca juga: Siswi SD di Cianjur Dibotaki Guru karena Kepala Banyak Kutu

Maruly menambahkan, dari kegiatan tersebut, pelaku setidaknya menjual 4.800 karung terigu per bulan dengan total mencapai 4.320 ton tepung terigu selama tiga tahun beroperasi.

Dalam pengungkapan kasus ini, polisi juga berhasil menyita sekitar 31 ton terigu palsu. Tepung terigu yang paling banyak dipalsukan oleh para tersangka adalah merek Segitiga Biru yakni sekitar 800 sak atau setara 20 ton, dan sekitar 200 sak terigu Bogasari merek Cakra Kembar.

"Dari pendataan dan pendalaman penyidikan, keuntungan yang didapat pelaku selama tiga tahun beroperasi sebanyak Rp 5,6 miliar," ujar Maruly.

"Sekarang kami sedang mendalami kasus ini, mulai dari siapa yang menerima manfaat, sampai siapa saja yang menyalahgunakan," imbuhnya.

Maruly menyatakan, pelaku dapat dijerat berbagai pasal, di antaranya Pasal 100 ayat 1 UU RI No 20 tahun 2016 tentang Merek dengan ancaman pidana 5 tahun penjara atau denda paling banyak Rp 2 miliar.

Baca juga: Demi Kebutuhan Hidup, Mantan Pemain Timnas U-23 Jualan Obat Terlarang di Cianjur, Ribuan Butir Pil Diamankan

Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar waspada terhadap peredaran tepung terigu palsu, dan meminta untuk segera melapor bila menemukan adanya terigu dengan kemasan palsu.

"Penyidik masih secara maraton mencoba menelusuri dugaan-dugaan adanya pelaku lain yang mungkin terlibat," ucap Maruly.

Apresiasi kinerja polisi

PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari mengapresiasi kinerja Polda Jabar dalam mengungkap peredaran tepung terigu palsu di pasaran.

Menurut Direktur PT Indofood, Franciscus Welirang, kasus ini menjadi pembelajaran sekaligus bentuk perlindungan bagi konsumen.

Baca juga: Lokasi Pabrik Apple di Bandung Masih Misteri, Pemprov Jabar Juga Belum Tahu

"Semoga seluruh tersangka yang ditangkap dan dibawa ke pengadilan akan mendapatkan hukuman sesuai aturan yang berlaku sehingga bisa memberikan efek jera kepada para pelaku," ungkapnya.

Dia pun berpesan kepada konsumen agar melakukan pengecekan secara cermat terhadap tepung terigu yang dibeli, mulai dari kemasan, segel, serta kualitasnya.

Konsumen juga diimbau tidak mudah tergiur dengan tawaran yang mencurigakan, termasuk bila ditawari tepung terigu dengan harga yang jauh lebih murah.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "Polda Jabar Bongkar Sindikat Penggantian Kemasan Terigu di Cianjur, Harga Murah Jadi Mahal"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau