Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Terdampak Penutupan Tambang Kritik BLT, Dedi Mulyadi Diminta Perbanyak Lapangan Kerja

Kompas.com, 14 Oktober 2025, 06:16 WIB
Putra Ramadhani Astyawan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan langkah-langkah dari pemerintah provinsi untuk membantu warga yang terdampak penutupan sementara aktivitas tambang di Rumpin, Cigudeg, dan Parung Panjang.

Dalam pengumumannya, Dedi Mulyadi menawarkan dua opsi bantuan yakni bantuan tunai atau pekerjaan di sektor pemerintahan.

Ketua Asosiasi Transporter Tangerang Bogor (ATTB), Asep Fadhlan, memberikan apresiasi terhadap solusi yang ditawarkan.

Baca juga: Kebijakan Dedi Mulyadi soal Penutupan Tambang Dinilai Setengah Hati karena Ini

Menurutnya, opsi yang lebih baik adalah mempekerjakan warga terdampak, termasuk sopir truk, sebagai petugas kebersihan, sopir armada, operator alat berat, atau petugas pemadam kebakaran.

"Kami apresiasi terhadap solusi dan tawaran opsi dari KDM," kata Fadhlan kepada Kompas.com, Senin (13/10/2025).

Ia menambahkan, program tersebut lebih prospektif untuk masa depan warga yang terdampak penutupan tambang sementara.

Warga Kritik BLT

Fadhlan juga mengkritik bantuan tunai yang dinilai bersifat sementara dan dapat menguras anggaran.

Ia berpendapat bahwa bantuan tunai tidak mendidik warga untuk mandiri dan berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial, terutama bagi mereka yang tidak menerima bantuan.

"Juga bakal overlap dengan data warga yang sudah menerima bantuan dari program pemerintah pusat berupa PKH dan lain-lain," ungkapnya.

Baca juga: Cara Dedi Mulyadi Bereskan Sungai dan Pengangguran di Jabar: Bukan Seminar

Jika bantuan tunai tetap diberikan, Fadhlan menyarankan agar disalurkan hanya satu kali.

Ia berharap aktivitas pertambangan di Rumpin, Cigudeg, dan Parung Panjang dapat segera dibuka kembali.

Fadhlan meminta agar program perekrutan pekerja di Pemprov Jabar dapat disegerakan dengan kapasitas yang lebih banyak, mengingat lebih dari 90 persen masyarakat terdampak dari penutupan tambang tersebut.

Namun, ia juga berharap Dedi Mulyadi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi warga yang terdampak.

Menurutnya, informasi yang diperoleh dari media sosial dapat menimbulkan asumsi liar.

"Harapan kami perusahaan tambang segera dibuka kembali dan pembangunan revitalisasi jalan di Parung Panjang serta Jembatan Leuwiranji segera diselesaikan. Karena itu salah satu yang menghambat jalannya perekonomian," tuturnya.

Fadhlan menekankan pentingnya kepastian jangka waktu terkait penutupan aktivitas tambang.

Ia menginginkan kejelasan mengenai kapan pengumuman hasil audit perusahaan, kapan revitalisasi jalan selesai, dan bagaimana kepastian armada yang bisa melewati jalan hasil revitalisasi serta kapan jalur tambang dapat dibuka.

"Kapan pengumuman hasil audit perusahaan? Kapan revitalisasi jalan selesai? Bagaimana kepastian armada yang bisa melewati jalan hasil revitalisasi dan kapan bisa dibuatkan jalur tambang?" pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau