Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Rhuzalum Ulum mengaku belum menemukan solusi terkait operasi tambang di Kampung Cibeuner.
"Aduh saya belum ada kesimpulan, karena masih konsultasi dengan pemerintah," kata Uu kepada wartawan, Senin.
Uu menyebutkan, pihaknya tidak akan tebang pilih apabila pihak perusahaan masih tidak mampu memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku terkait izin operasi tambang galian C.
"Yang jelas, yang namanya galian yang tidak memenuhi persyaratan, saya akan minta kepada aparat untuk ditutup tanpa pandang siapa pemiliknya, siapa pun pengusahanya. Karena kalau tidak ada ketegasan berbahaya, akan diikuti penambang liar lainnya," ujar Uu.
Baca juga: 2 Bocah Tewas Tenggelam di Kolam Bekas Galian C di Riau
Sebelumnya, warga Kampung Cibeuner, Desa Nagreg, Kecamatan Nagreg, menolak keberadaan galian C yang telah beroperasi di wilayahnya sejak 2016.
Protes tersebut disampaikan ketika Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum mendatangi lokasi untuk melakukan audiensi.
Salah seorang warga, Enjang Sutedi (36) mengatakan, galian C tersebut telah beroperasi sejak lama dan menimbulkan banyak kerugian.
"Dimulai tahun 2016, dalihnya rest area, kampung wisata," kata Enjang beberapa waktu lalu.
Selain merusak lingkungan yang berujung pada bencana alam, Enjang menyebutkan, galian C berdampak pada mata pencaharian warga setempat.
"Dulu ketika lahannya masih ada, warga banyak yang berkebun. Sekarang banyak warga yang kehilangan pekerjaan. Sebagian besar ada yang cuma cari rumput buat hewan ternak," ujar Enjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.