Korban lain adalah Iros Mawarni. Ia berlangganan membeli minyak goreng ke IR sejak November 2021.
Saat itu IR tak ingkar janji dan selalu memenuhi pesanan Iros.
"Saya mulai ikut PO (pre-order) di akhir November, itu lancar sudah tujuh kali pengiriman saya. Misalkan, masuk PO Senin, Rabu sudah dikirim. Cuma mandeknya pas akhir Desember itu, bareng semuanya," ujar Iros.
Kepada Iros, IR mengaku barang di gudang sedang kosong. Saat itu, Iros sudah transfer uang Rp 65 juta.
Saat meminta pengembalian uang, IR tak kunjung mengembalikan uang milik Iros.
"Janjinya mau pengembalian dana biar sama-sama enak, soalnya saya juga menjual ke konsumen. Konsumen saya tidak sabar, minta uangnya kembali, makanya minta return dana," katanya.
Berbeda dengan tetangganya, Ayu, Iros memilih menunda laporannya ke polisi.
"Saya masih banyak urusan dan karena sebagian sudah ada yang melapor, kalau saya belum," ujarnya.
Ia berharap, pelaku memiliki itikad baik untuk mengembalikan uang para korban dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Terakhir kontak sama saya 5 Februari 2022. Saat itu saya hubungi dia melalui medsos, masih aktif, tapi ternyata sekarang sudah tidak aktif," ujarnya.
Baca juga: Minyak Goreng Operasi Pasar Diduga Kembali Dijual Lebih Mahal lewat Lapak Mobil Pribadi
Korban lain IR adalah Safitri Agustini, warga Rancaekek. Ia mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan IR pada 26 Januari 2022.
Namun saat ini pelaku sudah ganti nomor dan ponsel lamanya tak bisa dihubungi.
Ia sendiri mulai berlangganan minyak dengan IR sejak 13 Desember 2021 dengan sistem pre-order.
"Sistemnya pembayaran penuh. Sampai tujuh kali pesan, pengiriman barang lancar. Tetapi, pemesanan ke delapan, mandek," ujarnya melalui telepon.
Baca juga: Saat yang Lain Berebut Minyak Goreng, Keluarga Ini Menikmati Minyak Kelapa Olahan Sendiri
Safitri mengaku tak pernah menyangka IR akan berbuat seperti itu.
"Saya itu teman dekatnya. Saya sampai jatuh sakit karena memikirkan kasus ini. Saya juga memikirkan bagaimana cara mengembalikam uang ke konsumen saya, karena saya kan sistemnya mengumpulkan uang konsumen lalu dikasihkan ke pelaku. Nah, sekarang konsumen saya enggak mau tahu minta uang balik," katanya.
"Pelaku ini padahal sosok yang baik banget. Orangnya baik, dengan teman royal dan enggak sayang untuk jajankan dan belikan apapun," tamba dia.
Hal senada juga diungkapkan korban lain, S.
Baca juga: Polres Sukabumi Gelar Pasar Murah dan Bentuk Tim Khusus Pantau Distribusi Minyak Goreng
"Saat itu dia menawarkan minyak murah Rp 29 ribuan. Saya tergiur dong hingga memesan sampai 500 karton minyak goreng dan lancar. Tetapi lalu dia enggak kirim-kirim lagi. Dia pun jadi sulit dihubungi," ujarnya.
Minyak-minyak yang ia pesan pada pelaku adalah minyak yang akan ia jual kembali.
"Tapi sekarang jadi enggak jelas," ujarnya.
Ia mengatakan para korban sudah tergabung di satu grup WhatsApp dan mereka beberapa kali mencari IR ke rumahnya.
"Tapi sekarang jadi enggak jelas," ujarnya,
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.