Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Asep Pengusaha Topi Jatuh Bangun Saat Pandemi, Kini Tembus 32 Negara

Kompas.com - 01/06/2022, 15:40 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Kain sisa bekas jok motor atau mobil, sampai fiber plastik bekas ember digunakan untuk menjadi bahan topi.

Ditambah lagi, salah satu sanak saudaranya bergerak di bidang pengolahan sampah sehingga tidak menyulitkan Asep untuk menciptakan topi dari sampah.

"Untuk yang Amerika bahannya emang recycle dari bahan bekas, kebetulan dulu ada yang dukung dari pabrik fiber masih dari keluarga. Itu yang bikin tertarik karena ada prosesnya di sini," ungkapnya.

Baca juga: Jamu dari Banyumas Raya Didorong Tembus Pasar Timur Tengah

Awalnya, untuk pasar Amerika Serikat, ia hanya membuat topi biasa pada umumnya, tentu dengan kualitas tinggi.

Namun lambat laun, kerja sama itu meminta lebih yaitu membuat topi kostum dan membuka kerja sama dengan perusahaan kelas dunia.

"Untung sekarang berkembang pesat karena mereka juga menerima pembuatan topi kostum di seluruh perusahaan luar negeri, mereka kirim email bikin penawaran, kaya kemarin Google, Qatar Air Waste kita bikin," tutur dia.

Asep menuturkan, untuk topi yang dijual di pasar dunia diberi nama TOPIKU. Pembuatan TOPIKU dalam sebulan mencapai lebih dari 6.000 pesanan.

"Produksi sekarang kalau untuk TOPIKU itu di 3.000 sampai 6.000 per bulan untuk yang kualitas premium, itu belum termasuk yang distro-distro lain sama sekarang juga kita bikin segmen topi pasar kualitas premium tapi beda dari yang lain," katanya.

Baca juga: Khofifah Berharap Kendang Jimbe Blitar Dapatkan Pasar Ekspor Baru pada Rangkaian Pertemuan G20

Asep tidak menyangka usaha yang dimulainya dengan modal pas-pasan ini bisa menembus pasar dunia.

Tercatat, saat ini TOPIKU sudah menembus di hampir 32 Negara.

"Sebetulnya bukan Amerika saja, Kanada, Belanda, Inggris, Perancis. Arab juga ada, Qatar dan Dubai. Hampir 32 Negara, Malaysia dan Singapura sudah," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com