Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Asep Pengusaha Topi Jatuh Bangun Saat Pandemi, Kini Tembus 32 Negara

Kompas.com - 01/06/2022, 15:40 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Bangkit dari pandemi

Meski telah menembus pasar dunia, di hadapan pandemi, usaha milik Asep pun luluh lantah.

Mulai dari pesanan yang banyak dibatalkan, kesulitan menutupi biaya produksi, sampai 80 persen pegawai yang harus dirumahkan.

"Sebelum pandemi mah sekitar 200-300 orang, sekarang 50 orang itu juga merintis lagi, waktu pandemi diberhentikan dulu para pegawai sekitar 1,5 tahun bertahap, ada yang pengunduran diri, sampai menghilang sendiri juga ada," kata dia.

Baca juga: Saat Para Perempuan Pelaku UMKM Berbagi Cara Bertahan di Tengah Pandemi...

Seperti menerima pukulan telak, Asep goyah tersungkur dan hampir tidak sanggup bangkit.

Omset yang awalnya mencapai miliaran rupiah, saat itu, untuk mencapai Rp 100 juta pun sulit.

"Sedikit lumayan turun, karena semua orderan hampir di-cancel, karena kondisi keuangan mereka juga sama. Banyak yang di rumahkan, luar biasa perjuangan waktu pandemi, pengaruhnya besar sekali hampir di 80 persen," tuturnya.

Saat itu, Asep berpikir keras agar bisa bangkit dan tak kalah oleh pandemi.

Jalan satu-satunya yang di ambil adalah berinovasi. Pasalnya, hanya itu yang mampu membuka kembali jalan yang hampir redup.

"Tidak ada cara lain inovasi, kita mulai bikin topi pasar tapi dengan kualitas premium, yang harganya di atas pasaran yang biasa, kualitasnya super," kata dia.

Baca juga: Pembeli Kian Sepi, Ini Trik Pamulang Square untuk Bertahan di Tengah Pandemi

Benar saja, inovasinya membuahkan hasil.  Satu persatu Karyawan mulai kembali. Bahkan omsetnya mulai terkumpul untuk kembali mencapai target.

"Sekarang pegawai, ada sekitar 50 sampai 80 orang lah, konsepnya kata garmen sekarang. Omset mulai bangkit belum sampai target seperti dulu saat sebelum pandemi. Sekarang baru menginjak Rp 1,5 miliar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com