Sementara itu masih pedagang setempat lainnya, Christina (45) mengaku seharusnya Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf, legowo bertemu dan mendengar aspirasi para pedagang Cihideung.
Apalagi selama ini pihaknya adalah warga asli Kota Tasikmalaya yang selama ini ikut berkontribusi membangun daerah dengan selalu taat membayar pajak ke pemerintah daerah.
"Kami warga Kota Tasikmalaya Pak, kami warga di sini, kami mendukung perbaikan tata kota, tapi kami berhak juga memberikan aspirasi untuk kepentingan roda perekonomian kami. Soalnya, kalau ditutup akses kendaraan, usaha kami mati Pak," pungkasnya.
Sementara itu, proyek pelebaran trotoar sudah berjalan di Jalan Cihideung dan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya sampai Selasa (19/7/2022) siang.
Kejadian hampir sama, di Jalan Cihideung langsung diterjunkan alat berat untuk penggalian proyek meski pedagang dan PKL tak diberitahu atau disosialisasikan terlebih dahulu.
"Baru kali ini, ada proyek maksa dan tak ada sosialisasi terlebih dahulu di Kota Tasikmalaya," ungkap Fendi (40), salah seorang petugas parkir di Cihideung, Kota Tasikmalaya.
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengklaim pihaknya hanya mengerjakan proses pembangunan infrastruktur proyek mirip Jalan Malioboro di HZ Mustofa dan Cihideung Kota Tasikmalaya.
Adanya kendala protes masyarakat seperti tukang parkir dan para pedagang saat pengerjaan proyek tersebut Dinas PUTR setempat mempersilahkan menanyakan ke dinas terkait yang lebih berwenang.
"Kalau untuk penataan (proyek Malioboro-nya Tasikmalaya) itu kan ada beberapa dinas, ada PUTR, Dishub, Indag dan LH. Kami strukturnya, Dishub penataan parkir, Indag PKL dan LH pegetasinya sesuai dengan arahan Pak Wali Kota. Kami bergerak sampai lelang dan sudah ada SPK-nya. Jadi kalau ada yang lain (protes warga) silahkan tanya ke dinas yang berwenang karena sudah ada tim-nya," jelas Kepala Bidang Jalan Dinas PUPR Kota Tasikmalaya, Wenda Trisnawan.
Baca juga: Proyek Malioboro Tasikmalaya Diprotes Pedagang, Dinas PUTR: Kami Hanya Kerjakan Infrastuktur
Wenda menambahkan, pengerjaan kawasan Malioboro-nya Kota Tasikmalaya di dua jalan pusat bisnis perkotaan tersebut ditargetkan selesai selama 110 hari.
Rencananya pelebaran trotoar menjadi 5 meter kiri dan kanan jalan protokol tersebut akan dipakai untuk para pejalan kaki, bebas parkir dan penataan pedagang kaki lima sesuai peraturan yang berlaku.
Adapun penutupan pengerjaan proyek pakai asbes seng di tengah jalan untuk memperlancar proses pengerjaan infrastruktur meski mempersempit arus lalu lintas yang padat di jalan tersebut.
"Dikerjakan (sebelah) kiri dulu. Kenapa ditutup, kalau gak ditutup akan macet. Kalau keberatan parkir itu ada dinas yang menangani. Jadi kalau jawaban itu ada di dinas masing-masing. Target (selesai proyek) 110 hari sejak sekarang, jadi target Oktober selesai," tambah Wenda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.