Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem, Warga Jawa Barat Diminta Waspadai Potensi Hujan Es

Kompas.com - 09/09/2022, 12:15 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Prakirawan Cuaca BMKG Kota Bandung, Yan Firdaus Permadhi meminta masyarakat Jawa Barat (Jabar), termasuk Bandung Raya, mewaspadai kemungkinan terjadinya fenomena hujan es dalam beberapa pekan ke depan.

"Beberapa minggu ke depan, kemungkinan besar hujan es akan kembali aktif," kata Yan kepada Kompas.com, Jumat (9/9/2022).

Menurut Yan, potensi hujan es dapat terjadi secara merata dalam beberapa pekan ke depan di seluruh wilayah Jabar.

"Tapi lebih berpeluang di daerah dataran rendah," ujar Yan.

Yan menjelaskan, hujan es merupakan salah satu dampak di samping potensi bencana lainnya yang mungkin terjadi akibat fenomena cuaca ekstrem yang sedang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jabar.

Baca juga: Bandung Mendung dan Hujan dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penjelasan BMKG 

"Seperti yang kita sudah rasakan, meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang atau puting beliung, hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang, banjir, dan tanah longsor," jelasnya.

Seperti yang diketahui, sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya di Jawa Barat mengalami cuaca ekstrem, seperti mendung, hujan, suhu dingin, dan sebagainya.

Padahal, Yan menuturkan, musim hujan diprediksi baru akan tiba pada awal hingga akhir bulan Oktober 2022.

"Kejadian kemarin (cuaca ekstrem) lebih banyak dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah di sekitar Selat Karimata sehingga menyababkan cuaca buruk di wilayah Jawa Barat," terangnya.

Yan menuturkan, fenomena La Nina dan fase negatif Indian Ocean Dipole (IOD) turut berperan dalam menciptakan cuaca ekstrem di wilayah Jabar dan sekitarnya.

Baca juga: Gua Peteng, Jejak Peninggalan Kolonial Belanda di Tengah Kebun Cicalengka Bandung

"Selain itu jelas masih ada pengaruh La Nina, seperti hangatnya Suhu Permukaan Laut (SPL) di perairan wilayah Jabar," ucap Yan.

"Selain itu, Dipole Mode sedang berada pada fase negatif, hal ini juga menjadi penyebab cuaca buruk beberapa minggu terakhir," terangnya.

Dilansir dari laman maritim.bmkg.go.id, Jumat (9/9/2022), Indian ocean dipole (IOD) yang saat ini berpengaruh terhadap pembentukan cuaca di wilayah Barat Indonesia, adalah perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yakni Samudra Hindia Bagian Barat dan Timur.

Yan memprediksi, fenomena La Nina dan fase negatif IOD baru akan berakhir dalam beberapa bulan ke depan.

"La Nina diprediksi hingga sekira Januari sampai Februari 2023. IOD diprediksi hingga Desember 2022," ungkapnya.

Baca juga: BMKG: Ada 4 Wilayah di Jabar yang Tak Alami Musim Kemarau pada 2022

Oleh sebab itu, Yan mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan pada musim peralihan ini dalam menghadapi peningkatan potensi kejadian bencana hidrometeorologi, seperti hujan es, angin kencang atau puting beliung, banjir, dan tanah longsor.

"Bagi masyarakat juga diharapkan untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan dan saluran pembuangan air, sehingga risiko banjir dapat diminimalisasi," kata Yan.

"Selain itu, bagi masyarakat yang sedang dalam perjalanan, apabila terdapat cuaca buruk, segera menepi dan mencari tempat perlindungan yang aman, seperti di dalam gedung yang kokoh. Hindari berlindung di bawah pohon atau tempat semi terbuka," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Garut Tetapkan 14 Hari Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi

Pemkab Garut Tetapkan 14 Hari Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi

Bandung
Pemda di Jabar Diminta Tak Asal Keluarkan Izin Bangunan karena Bencana

Pemda di Jabar Diminta Tak Asal Keluarkan Izin Bangunan karena Bencana

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

Bandung
Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Bandung
Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Bandung
Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Bandung
Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Bandung
Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Bandung
Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Bandung
Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Bandung
BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

Bandung
Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com