Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipanggil Polisi dan Anggota TNI, Rentenir di Garut Syok hingga Tak Bisa Makan

Kompas.com - 20/09/2022, 06:15 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com-A, rentenir yang diduga merobohkan rumah warga di Garut, Jawa Barat, mengaku alami syok setelah dipanggil polisi dan anggota TNI.

Pengacara A, Firman Saepul Rohman, mengatakan kliennya sampai tidak bisa makan.

"Kondisinya syok sekarang, ngedown. Kalau kondisi fisiknya sehat, cuma dari psikologis keliatan down, tidak bisa makan juga," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di kawasan Pemda, Minggu (18/9/2022) malam.

Baca juga: Rentenir Garut Mengaku Telah Membeli Rumah Undang Seharga Rp 20,5 Juta, Dipotong Utang Rp 15 Juta

Menurut Firman, A mulai syok setelah menjalani rangkaian pemeriksaan di Kepolisian Resor (Polres) Garut.

"Iya susah makan, enggak bisa makan karena ada kedatangan dari Kodim terus setelah pemeriksaan di Polres juga," ujar Firman.

Karena itu, Firman berharap kasus tersebut bisa diselesaikan dengan musyawarah dan kekeluargaan.

"Klien kami menginginkan ini diselesaikan dengan musyawarah, kekeluargaan," ucapnya.

Firman juga mengklaim, A sudah membeli rumah milik seorang warga bernama Undang yang dirobohkan pada 10 September 2022.

Baca juga: Bantah Robohkan Rumah Undang, Rentenir di Garut Mengaku Sudah Membelinya

Rumah di Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, itu diakui A sudah dibeli dari saudara kandung Undang yang bernama Entoh.

Jual beli untuk menutup utang tersebut terjadi pada 7 September 2022.

"Saat itu Entoh, saudaranya Undang menjual rumah itu, karena rumah itu budel waris kepemilikan orangtua, bukan rumah Undang seorang," sebut Firman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com