Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Raya Barat Cicalengka Terendam Banjir, Arus Lalu Lintas Sempat Terputus

Kompas.com - 24/10/2022, 06:20 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Bandung, tidak hanya merendam pemukiman warga, tapi juga memutus akses jalan.

Salah satunya, Jalan Raya Barat Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Jalan tersebut, memutus akses bagi warga yang akan pergi ke arah Rancaekek dan Garut.

Banjir di sepanjang jalan tersebut meredam sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPB) juga beberapa rumah warga.

Baca juga: Banjir Rob Diprediksi Landa Pesisir Lampung, Warga Diminta Waspada

Terputusnya akses Jalan Raya Barat Cicalengka, sempat ramai di sosial media terutama Instagram.

Faqih Al-Faruq (32) salah seorang warga setempat mengatakan, banjir mulai datang sejak pukul 15.00 WIB, akibat hujan yang melanda wilayah Cicalengka sejak siang tadi.

"Betul, tadi banjirnya besar dan memutus jalan, akses warga jadi terhambat," katanya dihubungi, Minggu ( 23/10/2022).

Faqih mengatakan Jalan Raya Barat Cicalengka tersebut konturnya di bawah, sehingga jika air datang dari sungai Citarik seperti terkunci tidak bisa kemana-mana.

"Jadi kaya kolam, cekung gitu, kalau ada air ya udah pasti merendam wilayah situ," kata dia.

Baca juga: Tolak Eksekusi Sekolah dan Rumah, Warga di Cicalengka: Kami Selamatkan Ribuan Siswa

Ia menyebutkan, adanya banjir tersebut, membuat warga kebingungan dan tidak bisa berbuat apa-apa, lantaran Jalan Raya Barat merupakan akses satu-satunya.

"Bikin pusing warga juga, karena itu akses satu-satunya, kita yang mau pulang jadi harus cari jalur alternatif," ungkapnya.

 

Faqih berharap, adanya pembenahan sungai Citarik serta gorong-goring di sekitar Jalan Raya Barat, Cicalengka.

"Ya harus segera dibenahi lah, supaya banjir gak menganggu warga lagi dan akses jalan bisa terus berfungsi," terang dia.

Ia menyebut kendaraan baru bisa terlewati sekitar pukul 17.00 WIB.

"Tadi sudah bisa dilewati, yang di SPBU juga sudah mulai bersih-bersih," kata Faqih.

Baca juga: Banjir, Jalan Dayeuhkolot-Baleendah di Bandung Lumpuh

Sementara Roni Ramdani Relawan Kemanusiaan dan Kebencanaan di wilayah Cicalengka mengatakan, wilayah tersebut kerap banjir apabila hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah Hulu di Curug Cinulang, Kareumbi.

"Dipastikan banjir di wilayah ini, pasti akses terputus, kendaraan roda dua dan empat gak mungkin lewat, luapan nya dari Sungai Citarik," kata Roni.

Roni membenarkan tidak hanya Jalan Raya Barat Cicalengka yang kerap terdampak banjir, namun di pemukiman warga terutama, Desa Panenjoan kerap ikut terdampak.

Saat ini, kata Roni, di Desa Panenjoan ada 2 RW yang terdampak, dengan ketinggian yang berbeda. Ketinggian di 2 RW tersebut, saat ini hanya 50 sentimeter.

"Kalau paling parah ke warga bisa mencapai 2 meter lebih, jadi bukan hanya jalan saja tapi sampai ke pemukiman warga," ujarnya.

Baca juga: Diguyur Hujan Semalaman, Jalan Trans Papua di Keerom Terendam Banjir

Meski Sungai Citarik berada di perbatasan Sumedang dan Kabupaten Bandung, namun yang kerap terdampak yakni wilayah Kabupaten Bandung.

"Jadi yang kerap terlanda ya Kabupaten Bandung tepatnya Desa Panenjoan," paparnya.

Karena kerap memutus akses kendaraan, ia mengatakan para pengendara motor yang akan menuju Cicalengka harus melewati bypass kemudian ke RSUD Cikopo dan Alun-Alun Cicalengka, begitu juga sebaliknya.

"Ya memang itu aksesnya, kalau banjir pasti harus muter jalannya," ungkap Roni.

 

Perlu ada normalisasi sungai

Meski sekarang banjir yang kerap melanda Jalan Raya Barat Cicalengka tersebut cepat surut. Pihaknya menilai masih diperlukan lagi tindakan yang serius.

"Kalau untuk sekarang-sekarang cepet karena sempat ada Normalisasi sungai juga di tahun 2021, jadi terhitung cepet surut. Tapi gak tahu beberapa tahun kemudian, karena setelah di normalisasi juga sudah banyak sedimen pasir, udah banyak juga penumpukan sampah," imbuhnya.

Berbagai faktor, kata dia, menjadi hambatan tersendiri dan membuat wilayah tersebut kerap dilanda banjir.

Baca juga: Diguyur Hujan Semalaman, Jalan Trans Papua di Keerom Terendam Banjir

Selain karena adanya penyempitan lahan, juga sedimentasi sungai, gorong-gorong di  sepanjang Jalan Raya Barat Cicalengka sudah tak berfungsi.

"Karena kalau untuk pas depan Pom Bensin itu enggak sepenuhnya dari sungai, tapi karena drainase nya atau gorong-gorong di depan rumah dan pabrik udah gak berfungsi otomatis air mengalirnya ke jalan, bukan ke gorong-gorong," ungkap Roni.

Sejauh ini, kata dia, penanganan dari Pemerintah Daerah (Pemda) baru sampai normalisasi sungai Citarik. Meski begitu, ia menilai normalisasi sungai tersebut masih belum maksimal.

Baca juga: Puluhan Rumah di Solo Terendam Banjir Luapan Sungai, Warga Terpaksa Mengungsi

Roni mengatakan, pada 2021 Bupati Bandung terpilih Dadang Supriatna pernah menormalisasi sungai, tapi orientasinya hanya memperdalam tidak memikirkan dampak dan masalah yang akan dilahirkan lagi.

"Kalau di lihat lihat sekarang emang belum maksimal, saya rasa normalisasinya yang penting dalem aja sungainya, jadi tidak memikirkan pinggirnya. Karena seminggu setelah normalisasi waktu itu saya sempat menyusuri pakai perahu itu banyak faktor yang bisa menimbulkan masalah baru," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

Bandung
Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Bandung
Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Bandung
Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Bandung
Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Bandung
Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Bandung
Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Bandung
Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Bandung
BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

Bandung
Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Bandung
Cerita Warga Aceh di Bandung, Trauma Kembali Saat Rasakan Gempa

Cerita Warga Aceh di Bandung, Trauma Kembali Saat Rasakan Gempa

Bandung
Gempa Garut Sabtu Malam, Warga Sebut Guncangannya Cukup Lama

Gempa Garut Sabtu Malam, Warga Sebut Guncangannya Cukup Lama

Bandung
Bawa 1 Kilogram Sabu dalam Kemasan Obat Tradisional, Kurir Narkoba ditangkap di Tol Cipali

Bawa 1 Kilogram Sabu dalam Kemasan Obat Tradisional, Kurir Narkoba ditangkap di Tol Cipali

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com