Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cianjur Butuh Banyak Dokter Tulang Usai Gempa Tewaskan 47 Orang dan Lukai 700 Warga

Kompas.com - 21/11/2022, 16:57 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Bupati Cianjur Herman Suherman menyatakan, pihaknya membutuhkan banyak dokter tulang dan tenaga medis lainnya untuk membantu ratusan warga yang terluka akibat gempa magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022).

Gempa tersebut menyebabkan 47 orang meninggal dan 700 warga terluka. Menurut Bupati Cianjur Heman Suherman, sebanyak 70 persen korban luka masuk kategori berat.

Bupati Herman kepada Kompas TV menyatakan, pihaknya membutuhkan banyak dokter tulang dan tenaga medis lainnya.

Baca juga: Bupati Cianjur: 46 Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa, Ratusan Orang Luka-luka

"Silakan datang ke Rumah Sakit Sayang. Kami membutuhkan dokter tulang dan tenaga medis lainnya," kata Herman. 

Herman mengaku, pihaknya juga kewalahan menangani korban luka akibat gempa magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat, Senin siang.

"Saya masih menangani warga sakit atau luka. Ini kewalahan. Saya sudah bagi-bagi tugas Kapolres, Dandim. Saya berada di RS tangani warga sakit," kata Bupati Herman.

Menurut update terbaru, gempa Cianjur menyebabkan 47 orang tewas dan 700 warga terluka.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerjunkan Tim Jabar Quick Response (JQR) untuk membantu proses evakuasi hingga penyaluran logistik bagi korban gempa di Kabupaten Cianjur.

Manajer Operasional JQR Nizar Ilyasa mengatakan, berdasarkan data sementara, ada tiga lokasi yang menjadi titik terparah dampak gempa berkekuatan magnitudo 5,6 itu, yakni Kecamatan Cugenang, Warung Kondang, dan Pacet Cipanas.

Baca juga: Ridwan Kamil Terjunkan Tim JQR ke 3 Lokasi Terparah Gempa Cianjur

 

“Pada pukul 14.00 WIB lima tim telah berangkat ke Kabupaten Cianjur, Saat ini kami masih mengumpulkan data dari lapangan dengan metoda rapid assessment,” ujar Nizar lewat pesan singkat, Senin (21/11/2022). (Sebagian dikutip dari Kompas.com/ Penulis: Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani | Editor: Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com