Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Dianiaya Senior, Santri Ponpes di Kuningan Meninggal Dunia, Keluarga Ungkap Hasil Autopsi

Kompas.com - 21/11/2022, 18:58 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - DVN (15), warga Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia pada Minggu (20/11/2022) sekitar pukul 21.00 WIB.

Santri Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan, Jabar, itu diduga menjadi korban pengeroyokan senior di tempatnya menimba ilmu tersebut.

Warga yang tinggal di sekitar ponpes, Dede (41), membenarkan adanya kejadian pengeroyokan yang membuat korban meninggal dunia.

"Soal informasi ada santri meninggal benar, tapi tidak tahu penyebabnya, hanya selentingan kabar (menyebut) korban meninggal akibat penganiayaan kakak kelasnya," kata Dede, dikutip dari TribunJabar.id, Senin (21/11/2022).

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Tedi (35). Dia mengungkapkan, kejadian tersebut sempat menghebohkan warga setempat.

Baca juga: Seorang Santri di Kuningan Meninggal Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Minta Ponpes Tanggung Jawab

"Iya semalam banyak mobil polisi lewat ketika saya ikuti ke lingkungan Ponpes tersebut," ujar Tedi.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kadugede, Ajun Komisaris Polisi (AKP) M. Faisal mengatakan, kasus tewasnya santri Ponpes tersebut telah ditangani Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Kuningan.

"Mengenai kejadian di lingkungan Ponpes itu semua sudah menjadi penanganan Satreskrim Polres Kuningan," ucap Faisal, Senin (21/11/2022).

Keluarga korban tuntut pertanggungjawaban ponpes

Keluarga korban, Suhanan (42), menuntut pihak Ponpes bertanggung jawab atas tewasnya DVN yang diduga menjadi korban pengeroyokan seniornya.

"Terlepas dengan kejadian kematian anak kami, kami hanya ingin pertanggungjawaban dari pihak yayasan atau lembaga pendidikan ponpes," ungkap Suhanan di rumah duka, Senin (21/11/2022).

Baca juga: Ini Wasiat Terakhir KH Abun Bunyamin Ruhiat untuk Ribuan Santri Ponpes Cipasung

Selain itu, keluarga korban pun menyesalkan ketidakhadiran pihak Ponpes saat penyerahan jenazah korban.

Suhanan pun memastikan bahwa kasus tewasnya DVN telah ditangani oleh pihak kepolisian, termasuk dengan mendatangi ponpes tempat korban menimba ilmu.

"Sejak terjadinya insiden dugaan perampasan nyawa anak kami, polisi sudah melakukan penanganan dan mendatangi lingkungan ponpes tersebut," jelasnya.

Hasil autopsi

Dia menjelaskan, jenazah korban juga telah mendapat penanganan dari petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 45 Kuningan.

"Penyebab kematian korban sudah diperiksa tim medis dan petugas kepolisian dengan melakukan autopsi jasad korban," ungkapnya.

Baca juga: Santri Asal Sukoharjo yang Hilang di Pantai Seruni Gunungkidul Ditemukan Tewas

Menurut Suhanan, berdasarkan hasil autopsi, terdapat luka lebam di bagian punggung, dan di sekitar dada korban.

"Dugaan jelas penganiayaan, tapi tidak tahu bisa mengalami luka itu akibat benturan atau pukulan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com