Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Badruddin Menanti Kabar Putrinya Usai Gempa Dahsyat Turkiye Tewaskan Hampir 20.000 Jiwa

Kompas.com - 10/02/2023, 05:43 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Dia tinggal di lantai tiga sebuah apartemen yang jadi asrama perkuliahan. Jaraknya sekitar 200 kilometer dari titik pusat gempa.

Saat itu juga, Robiah bersama pelajar yang ada di gedung apartemen tersebut berhamburan keluar.

Mereka berusaha menyelamatkan diri. Berselang beberapa menit, gempa susulan kembali terjadi berulang kali hingga sampai lima kali.

Tak lama setelah itu, otoritas setempat meminta seluruh pelajar meninggalkan gedung tersebut.

Mereka mulai diungsikan ke sejumlah tempat, salah satunya di tenda-tenda yang disediakan pemerintah.

Namun, karena masih penanganan pertama sesaat setelah gempa, tenda yang dibangun belum mencukupi seluruh pelajar dan pengungsi di sekitar.

Mereka berdesakan sehingga hanya dapat duduk untuk beristirahat. Tak lama setelah itu, pemerintah mulai membagi pengungsi ke beberapa tempat.

“Robiah sempat ikut di pengungsian. Karena sebagian besar pengungsi dari gedung dan lainnya, diungsikan ke tenda. Robiah tidak bisa berbuat banyak karena sempit. Di saat bersamaan sedang musim badai salju sehingga sangat mengkhawatirkan. Akhirnya Robiah bersama teman-teman pelajar mencari tempat pengungsian lainnya,” kata Badruddin.

Robiah bersama teman-teman memilih untuk mencari tempat lain agar dapat beristirahat.

Saat berjalan mereka menemukan masjid. Namun, mereka memutuskan untuk tinggal di salah satu rumah pelajar asal Turkiye.

Badruddin yang merupakan pemilik Pondok Pesantren Assalafiyah Kabupaten Cirebon ini menyebut, Robiah pergi ke Turkiye tiga tahun lalu untuk kuliah.

Satu tahun di sana dimanfaatkan untuk penyesuaian bahasa. Lalu dua tahun berikutnya mulai belajar di universitas setempat dengan konsentrasi ilmu sejarah. Sekarang Robiah berkuliah di semester empat.

Badruddin berharap pemerintah Indonesia melalui KBRI, kedutaan besar, dan instansi lainnya, terus memberikan perhatian penuh terhadap para warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Turkiye termasuk anaknya.

Badruddin juga mendoakan yang terbaik untuk semua yang terlibat dalam penanganan kemanusiaan di lokasi Gempa.

Untuk diketahui, jumlah korban tewas dari gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang Turkiye dan Suriah terus bertambah dan mencapai lebih dari 19.300 jiwa pada Kamis (9/2/2023).

Tim penyelamat terus berpacu dengan waktu dan melanjutkan evakuasi korban selamat yang masih terperangkap reruntuhan bangunan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 3 Versi Data Bencana Gempa, Pemkab Garut Hitung Ulang

Ada 3 Versi Data Bencana Gempa, Pemkab Garut Hitung Ulang

Bandung
Deden, Pasrahkan Rumahnya Kembali Rusak Dihantam Gempa

Deden, Pasrahkan Rumahnya Kembali Rusak Dihantam Gempa

Bandung
Puluhan Bangunan di Tasik Terdampak Gempa, Satpam Bank Tertimpa Kaca

Puluhan Bangunan di Tasik Terdampak Gempa, Satpam Bank Tertimpa Kaca

Bandung
Mengenal Relawan ODGJ Cirebon, Perjuangan Memanusiakan Manusia

Mengenal Relawan ODGJ Cirebon, Perjuangan Memanusiakan Manusia

Bandung
Diduga Hirup Gas, 2 Pekerja Tewas di dalam Gorong-gorong di Dago

Diduga Hirup Gas, 2 Pekerja Tewas di dalam Gorong-gorong di Dago

Bandung
Pemkab Garut Tetapkan 14 Hari Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi

Pemkab Garut Tetapkan 14 Hari Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi

Bandung
Pemda di Jabar Diminta Tak Asal Keluarkan Izin Bangunan karena Bencana

Pemda di Jabar Diminta Tak Asal Keluarkan Izin Bangunan karena Bencana

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

Bandung
Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Bandung
Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Bandung
Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Bandung
Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com